Oleh: Kholil Misbach
Hadits pertama dalam kitab Riyadlushhalihin, shahih Bukhari adalah tentang niat yaitu hadits
إنما الأعمال بالنيات
Sesungguhnya amalan-amalan tergantung niat
lalu bagaimana seseorang yang niat jelek lalu tidak jadi melakukannnya ataupun seseorang niat baik mau sholat sunnah, puasa sunnah, menyantuni anak yatim, fakir miskin akan tetapi dalam perjalanannya ia mengurungkan niat baiknya tersebut?
Saat turun ayat akhir surat Albaqarah ayat 284
لله
مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَإِن تُبۡدُواْ مَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ أَوۡ تُخۡفُوهُ يُحَاسِبۡكُم بِهِ ٱللَّهُۖ فَيَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ ٢٨٤
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Allah Swt telah memberitahukan, bahwa Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan Dia selalu memantau segala sesuatu yang terdapat di sana, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya, baik itu yang tampak maupun yang tersembunyi, meskipun sangat kecil dan benar-benar tersembunyi. Selain itu Dia juga memberitahukan bahwasanya Dia akan menghisab hamba-hamba-Nya atas segala perbuatan yang telah mereka kerjakan dan apa yang telah mereka sembunyikan dalam hati mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Surah Ali Imraan ayat 29 yang artinya: “Katakanlah, ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu memperlihatkannya, pasti Allah mengetahui.’ Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” Firman-Nya dalam Surah Thaahaa ayat 7 yang artinya: “Sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” Ayat-ayat al-Qur’an yang membahas hal tersebut sangat banyak.
Kanjeng nabi saw akhirnya dawuh bahwa niat baik kan terhitung pahala sedangkan niat jelek tidak terhitung dosa hingga ia melakukannya.
فعن أبي العباس عبد الله بن عباس بن عبد المطلب رضي الله عنهما، عن رسول الله ﷺ فيما يروي عن ربه، تبارك وتعالى، قال: إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك، فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله تبارك وتعالى عنده حسنة كاملة، وإن هم بها فعملها كتبها الله عشر حسنات إلى سبعمئة ضعف إلى أضعاف كثيرة، وإن هم بسيئة فلم يعملها كتبها الله تعالى عنده حسنة كاملة، وإن هم بها فعملها كتبها الله سيئة واحدة. متفق عليه
"ٍSesungguhnya Allah menulis kebaikan dan keburukan, kemudian beliau menjelaskan, barang siapa berniat kebaikan lalu tidak mengamalkannya, maka Allah SWT menuliskan untuknya satu kebaikan penuh, jikalay ia berniat baik dan melakukannya maka Allah menuliskannya 10 kebaikan hingga 700 sampai berlipat-lipat banyak. dan barang siapa berniat jelek lalu belum melakukannya maka Allah swt menuliskannya menjadi 1 kebaikan penuh, dan jikalau ia melakukannya maka Allah mencatat satu keburukan saja. (HR. Bukhari dan Muslim)
Berniatlah baik dalam segala urusan, karena niat kita itu tercatat oleh Allah SWT, dan jikakalau kita sudah berniat jelek maka cepetlah berhenti karena niat jahat kita selama belum dilaksanakan maka ALlah mencatatnya sebagai amal kebaikan penuh.
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif