Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2010

Subhanallah Air hina itu bisa berubah manusia

oleh: Kholil Misbach, Lc Kalau anda lihat sebuah meja kosong tanpa ada makanan, lalu tiba-tiba ada banyak makanan tanpa ada yang membawanya, pasti anda akan heran dan takjub. Tapi kenapa banyak manusia tidak mengagungkan Allah Yang telah menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada. kita, orang tua kita, di sekitar kita semuaanya berasal dari yang tidak ada. Bahkan nama kitapun belum terdaftar dalam catatan sipil. Air hina (sperma) yang tidak berharga itulah asal manusia, setelah masuk di rahim berubah menjadi segumpal darah, segumpal daging, menjadi tulang, saraf dsb. Bahkan setelah lahirpun manusia berubah dari yang anak-anak hingga punya anak, dulu menikah sekarang sudah menikahkan dst. Hidup itu memang penuh perubahan, tidak ada yang langgeng di dunia ini. Tidak ada yang patut disombongkan, sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bertakwa dan ketakwaan juga tidak patut disombongkan juga. Wallahu A'lam

Berwudlu dengan Air Yang kena polusi

oleh: KHOLIL MISBACH Sebenarnya masalah air (Al Ma`) sudah dibahas ulama berabad-abad yang lalu, hukum-hukum dari para ulama inipun menurutku masih sangat relevan dengan jaman sekarang tinggal pengembangan dan analoginya. Sungguh sangat hebat ulama dahulu, masalah kecil seperti air bejana besi yang dipanaskan matahari mereka berani menghukuminya adapun sekarang air-air yang tercemar jarang sekali ulama kita yang mengangkatnya ke permukaan. Adapun hukum air yang kena polusi merupakan sama pembahasannya dengan air bejana besi yang dipanaskan, air ini hukumnya makruh kalau untuk bersuci, karena dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit kusta. Saya sangat setuju sekali pendapat imam Syafii yang mengatakan: Air yang dipanaskan dengan matahari (Ma` Musyammas) hukumnya makruh jika menurut tabib hal itu bisa menyebabkan penyakit. Jikalau tabib mengatakan tidak apa2 maka hukumnya boleh. Begitu juga Air polusi, air itu hukumnya makruh digunakan bersuci jikalau tabib mengatakan bah

ABU HANIFAH DAN TUKANG ROTI

Suatu saat Abu Hanifah duduk di masjid, karena saking lamanya duduk hingga penjaga masjid yang tidak tahu bahwa ia Abu Hanifah menyuruh beliau keluar.Beliaupun enggan keluar beliau bertanya kenapa masjid harus ditutup? penjaga masjid ini mengatakan: Karena perintah setelah shalat masjid harus ditutup, beliau bertanya lagi: Lalu aku kemana kalau keluar dari masjid? Ya terserah anda kata penjaga masjid, Abu Hanifahpun keluar masjid dan duduk di depan pintu masjid. Melihat Abu Hanifah duduk di depan pintu masjid penjaga masjid itu marah dan mengatakan: Kenapa kau masih di sini, iapun menyuruh beliau pergi dan menyeret beliau di tengah jalan. Lalu lewatlah seorang penjual roti, sang penjual roti ini mengatakan kepada beliau tanpa mengetahui bahwa beliau Abu Hanifah: Anda orang asing, maukah kamu menginap semalam di rumahku? Beliaupun mengangguk. Abu Hanifah sang ulama besar ini seperti kebiasaan jarang tidur malam, di malam itu sang penjual roti lagi mempersiapkan adonan, sambi