BELAJAR DARI KEHIDUPAN

  oleh; Kholil Misbach Taubah adalah keniscayaan bagi manusia yang mau bahagia di dunia dan akhiratnya. sebanyak apapun dosa manusia kalau ia bertaubat dengan baik atau nasuha maka dosanya akan diampuni oleh Allah Swt. Untuk taubat agar diterima oleh Allah Swt maka harus memenuhi beberapa syarat 1. Menyesal atau annadamah 2. Berhenti atau al iqla' 3. Bertekat untuk tidak mengulanginya lagi atau al'azm alla yauuda ilaiha. tiga syarat ini merupakan syarat untuk dosa yang berkenaan dengan hak-hak Allah. Jika berkenaan dengan hak manusia maka harus ditambah 1 syarat lagi yaitu; 4. Meminta maaf atau mengembalikan apa-apa yang telah diambilnya. Imam Ghazali dalam kitab Ihya'nya menyatakan:  Ketahuilah bahwa taubat adalah ungkapan atas makna yang tersusun dari tiga hal yaitu..ilmu, keadaan dan perbuatan. adapun ilmu yaitu mengetahui bahaya dosa dan bahwasanya dosa itu menjadi tirai  antata seorang hamba dan semua yang dicinta. jika seseorang tahu hal ini maka hatinya akan sakit da

 Oleh Kholil Misbach  Hati yang bersih adalah karunia tak ternilai bagi seorang hamba, bagaimana tidak hati yang bersih akan sehat dan akan tenang. orang yang hatinya tenang kan bahagia dan mudah dalam menghadapi segala masalah. hati yang kotor karena sering bermaksiat kepada Allah SWT. Di Alqur'an sendiri kata dosa ada 17 kata diantaranya yaitu dzanbu disebut 35 kali, rijs 10 kali, sayyiah 165 kali, dan itsm sebanyak 48 kali. semua dosa dalam Alqur'an itu menyebabkan dampak bagi pelaku dan masyarakat sekitarnya. Berikut cara agar hati kita bersih di antaranya; 1. Karena kotoran hati itu dari dosa maka membersihkannya yaitu dengan bertaubat kepada Allah SWT.  Untuk bertaubat setidaknya ada 3 syarat jika dosanya berhubungan dengan Allah yaitu menyesal, berhenti melakukan maksiat dan bertekad  tidak akan mengulangi lagi. Jika berkenaan dengan manusia, maka harus mengemalikan hak2nya yg dia ambil serta meminta maaf kepada yang ia sakiti. Sebanyak apapun dosa manusia jika ia bertau

  Oleh: Kholil Misbach Baginda nabi saw mempunyai lima nama yang beliau sampaikan yaitu.. 1. مُحَمَّد  Muhammad (Terpuji) 2. ْ أَحْمَد Ahmad (Terpuji) 3. ْ المَاحِي Al Maahi (Penghapus) 4. ْ الحَاشِر Al Hasyir (Pengumpul) 5. العاقب Al  'Aaqib (penghujung)      Dalam kitab Al Muwattha' bab Asmmaun nabi saw) berkata imam Malik dari Ibnu Syihab dari Muhammad bin Jubair bin Muth'im bahwasanya Nabi saw bersabda: "Aku mempunyai lima nama, aku Muhammad, Aku Ahmad, aku Al Maahii yang Allah menghapus kekafiran denganku, aku al hasyir yang manusia dikumpulkan di sekeliling kakiku, dan aku al 'aqib" (HR. Muwatha')      Dengan mengetahui nama-nama nabi Muhammad saw ini, hendaklah kita menjadi lebih cinta kepada beliau, dengan selalu membaca shalawat serta salam kepada beliau dan meneladani ucapan dan tingkah perilaku beliau yang menjadi sebaik-baik panutan di dunia ini.     Sesungguhnya kesalamatan itu ada pada mengikuti jejak beliau dan kesesatan itu pada saar kita

  Oleh Kholil Misbach Lc Memang ngerumpi atau ghibah adalah enak untuk dilakukan dan menyenangkan bahkan mengasyikkan, akan tetapi di balik keasyikan menceritakan orang ini ada dosa yang selalu tercatat bagi pelakunya. Bahkan Allah menggambarkan ghibah dan menggunjing ini bagaikan memakan daging saudaranya yang mati yang seharusnya menjijikkan. Allah swt berfirman: ولا يغتب بعضكم بعضا ايحب احدكم ان يأكل لحم اخيه ميتا فكرهتموه "Dan janganlah saling menggunjing sebagian kalian kepada sebagian yang lain, apakah salah seorang kalian sudi memakan daging saudaranya yg mati hingga kalian merasa jijik." (Qs. Al Hujurat) akan tetapi tidak semua ghibah dilarang dalam Islam, di sana ada menggunjing yg diperbolehkan.. Imam Nawawi dalam kitab: Riyadlusshalihin bab 256 bab maa yubaahu minal ghiibah  menyebutkan " :" Ketahuilah bahwa ghibah diperbolehkan karena tujuan yg dibenarkan oleh agama dengan 6 sebab; 1. Tadlollum, mengadukan kedzaliman 2. untuk membantu dalam Mencegah  kem

 Dalam sebuah perjalanan, seorang pemuka Bashrah membeli seorang budak perempuan yang cantik dan pandai menyanyi.  Di atas perahu menuju Bashrah mabuklah sang pemuka bersama anak buahnya dan disuruhlah si budak cantik dengan suara merdu. Mereka semua mabuk dan menikmati lagu sibudak cantik kecuali satu pemuda yang duduk di pojok perahu membaca Al Qur'an (Bersambung)