Skip to main content

siksa Pendusta, pezina dan pemakan riba yang Rasulullah saksikan

 Usai berjamaah sholat subuh Rasulullah 
sering kali bercengkrama dengan para sahabat. Bertanya soal mimpi yang mereka alami, kemudian beliau menafsirkannya.Bila tak ada yang bermimpi, beliau sendiri yang bercerita.

Pagi itu pun beliau bercerita tentang mimpi yang dialaminya:   “Tadi malam, aku mimpi didatangi oleh dua orang. Sepertinya, mereka sengaja diutus menemuiku dan mengajakku pergi.

Aku pun pergi bersama mereka. Tak lama berjalan kami mendapati seorang laki-laki yang tengah berbaring. Tak jauh darinya ada laki-laki lain yang sedang berdiri sambil memegang batu besar. Tiba-tiba laki-laki yang berdiri menjatuhkan batunya ke kepala laki-laki yang berbaring, hingga batu pun pecah berhamburan kemana-mana. Setelah itu, ia kembali mengambil batunya. Tidaklah ia mengulangi perbuatannya kecuali kepala si laki-laki yang berbaring kembali ke bentuk semula. Laki-laki yang memegang batu pun kembali mendekati laki-laki yang berbaring dan mengulangi hal yang sama.    Aku kemudian bertanya kedua kawanku, ‘Subhanallah, mengapa dua orang laki-laki itu?’ Namun, keduanya malah kembali mengajakku pergi, ‘Pergi… pergi…!’ Kami pun pergi lag


. Tak lama kemudian, kami mendapati seorang laki-laki yang telentang. Tak jauh darinya ada seorang laki-laki yang berdiri dan membawa pengait besi. Tiba-tiba laki-laki yang membawa pengait mendekati salah satu pipinya, lalu menyobek bagian pojok mulutnya hingga tengkuk, dari lubang hidungnya hingga ke tengkuk, dan dari bagian matanya ke tengkuk. Setelah itu, ia beralih ke pipi sebelahnya dan melakukan hal serupa seperti pada pipi sebelumnya. Belum juga usai melukai pipi berikutnya, pipi sebelumnya sudah sehat seperti semula. Kemudian laki-laki yang berdiri kembali mendekati laki-laki yang telentang dan melakukan hal yang sama.    Aku bertanya lagi kepada keduanya, ‘Subhanallah, mengapa dua orang laki-laki itu?’ Alih-alih menjawab, keduanya malah
mengajakku pergi lagi, ‘Pergi… pergi…!’

Akhirnya, kami pun pergi meninggalkan
 tempat itu, sampai di suatu tempat di mana ada benda yang menyerupai tungku pembakaran. Tiba-tiba terdengar suara ramai riuh dan gemuruh. Ternyata di sana banyak laki-laki dan perempuan yang telanjang. Tak lama berselang, datanglah jilatan api dari bawah menuju mereka. Begitu jilatan api mengenai mereka,

mereka sontak menjerit dan berteriak.    Aku pun bertanya kepada kedua kawanku, ‘Siapakah mereka?’ Alih-alih menjawab, keduanya malah mengajakku pergi lagi, ‘Pergi… pergi…!’ Kami kemudian pergi lagi, hingga tiba di sebuah sungai yang airnya merah seperti darah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang berenang di sana. Tepat di samping sungai ada seorang laki-laki yang sedang mengumpulkan batu yang banyak. Begitu berenang dan mendekat ke arah laki-laki yang mengumpulkan batu, laki-laki yang berenang langsung membuka mulutnya dan disuapi batu oleh laki-laki yang ada di pinggir sungai.

setelah itu, laki-laki tadi kembali berenang dan membuka lagi mulutnya, serta disuapi lagi oleh laki-laki yang di pinggir sungai.   Aku bertanya lagi kepada mereka berdua, ‘Ada apa dengan kedua lelaki itu?’ Seperti sebelumnya. Daripada menjawab, mereka malah mengajakku pergi lagi, ‘Pergi… pergi…!’

Akhirnya, kami pun kembali pergi sampai bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat buruk rupanya, seburuk-buruknya wajah laki-laki yang paling kamu benci. Tak jauh di dekatnya ada api yang menyala-nyala. Dan ia berjalan-jalan di sekitarnya. Aku bertanya kepada kedua kawanku, ‘Ada apa dengan lelaki ini?’ Daripada menjawab, mereka justru mengajakku pergi lagi, ‘Pergi… pergi…!’

Akhirnya, kami kembali pergi, sampai menemukan sebuah taman yang sangat indah dan menyenangkan. Di dalamnya terdapat berbagai macam bunga. Tiba-tiba di tengahnya terlihat ada seorang laki-laki yang berpostur tinggi. Sampai-sampai aku harus mengangkat kepala untuk melihatnya. Di sekitar laki-laki itu banyak anak-anak yang sama sekali belum pernah aku lihat.    Aku bertanya kepada kedua kawanku, ‘Siapakah anak-anak itu?’ Tapi mereka justru mengajakku pergi lagi. Akhirnya, kami kembali pergi, sampai tiba di suatu taman yang sangat besar.

aku sama sekali belum pernah melihat taman sebesar dan seindah itu. Keduanya berkata kepadaku, ‘Masuklah ke dalamnya.’ Dan kami pun masuk.   Sampailah kami di sebuah kota yang dibangun dengan bata-bata emas dan perak. Kami menuju pintu kota itu, lalu meminta dibukakan. Maka dibukalah pintunya dan kami memasukinya.

Di sana kami berjumpa dengan sejumlah laki-laki yang separuh rupanya setampan yang pernah engkau lihat, sedangkan separuh rupanya seburuk yang pernah engkau lihat. Kedua kawanku berkata kepada mereka, ‘Pergilah kalian, lalu masuklah ke dalam sungai.’ Tiba-tiba sungai itu mengalir berlawanan, airnya bagaikan susu yang sangat putih. kemudian mereka pergi dan masuk k
 dalam sungai tersebut.

Tak lama berselang, mereka kembali lagi kepada kami, dengan rupa yang semula buruk sudah hilang dari mereka. Kini mereka menjadi sangat tampan. Kedua kawankku kemudian berkata, ‘Ini adalah surga Adn. Dan itu rumahmu.’ Mataku melihat ke atas dan terus ke atas. Ternyata ada sebuah istana seperti berada di awan putih. Mereka berdua berkata lagi, ‘Itu rumahmu.’ Aku berkata, ‘Semoga Allah memberikan keberkahan kepada kalian yang telah mengajakku, sehingga aku bisa memasukinya.’ Keduanya lalu menyampaikan, ‘Namun sekarang, engkau belum diperbolehkan memasukinya.’ 

aku lantas menyampaikan kepada kedua kawanku, ‘Sesungguhnya sejak tadi aku melihat beberapa keanehan, apa sesungguhnya yang telah kulihat itu?’ Keduanya lalu menjelaskan, ‘Baiklah kami akan memberi tahumu. Laki-laki pertama yang engkau jumpai dan dipecahkan kepalanya dengan batu, adalah orang yang mengambil Al-Qur’an, tapi menolaknya dan malah tidur sewaktu shalat fardhu. Kemudian laki-laki yang disobek pojok mulutnya hingga tengkuknya, dari lubang hidung ke tengkuknya, dari mata hingga tengkuknya, adalah orang yang keluar dari rumahnya kemudian menyebarkan kebohongan ke mana-mana.’ 

‘Selanjutnya sejumlah laki-laki dan perempuan telanjang yang berada di atas tungku perapian adalah para pezina. Lalu laki-laki yang berenang di sungai serta disuapi batu-batu, adalah orang yang melakukan riba. Berikutnya, laki-laki yang rupanya sangat tidak disukai, berada di dekat api, dan berjalan di sekitarnya, adalah malaikat Malik penjaga neraka. Kemudian laki-laki yang tinggi dan berada di taman, adalah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Lalu anak-anak yang ada di sekitarnya adalah anak-anak yang meninggal dalam keadaan masih suci (belum balig). Termasuk di dalamnya anak-anak kaum musyrikin. Sementara kaum yang separuh tampan dan separuh jelek, mereka adalah yang suka mencampuradukkan amal saleh dan amal buruk. Namun kemudian Allah mengampuni mereka’.”    Demikian mimpi Rasulullah ﷺ menyaksikan orang-orang yang mendapat siksa di akhirat. Selengkapnya hadits ini dapat dilihat dalam Shahîh al-Bukhari, tepatnya dalam “Kitâb Ta‘bîr al-Ru’yâ, Bâb Ta‘bîr al-Ru’yâ Ba‘da Shalât al-Subh” nomor hadits 7047; dan dalam “Kitâb al-Janâ’iz,” nomor hadits 

1386.

عن سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
 اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ لِأَصْحَابِهِ هَلْ رَأَى أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنْ رُؤْيَا قَالَ فَيَقُصُّ عَلَيْهِ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُصَّ وَإِنَّهُ قَالَ ذَاتَ غَدَاةٍ إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ وَإِنَّهُمَا ابْتَعَثَانِي وَإِنَّهُمَا قَالَا لِي انْطَلِقْ وَإِنِّي انْطَلَقْتُ مَعَهُمَا وَإِنَّا أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِصَخْرَةٍ وَإِذَا هُوَ يَهْوِي بِالصَّخْرَةِ لِرَأْسِهِ فَيَثْلَغُ رَأْسَهُ فَيَتَهَدْهَدُ الْحَجَرُ هَا هُنَا فَيَتْبَعُ الْحَجَرَ فَيَأْخُذُهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَيْهِ حَتَّى يَصِحَّ رَأْسُهُ كَمَا كَانَ ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى قَالَ قُلْتُ لَهُمَا سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوبٍ مِنْ حَدِيدٍ وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ وَمَنْخِرَهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ قَالَ وَرُبَّمَا قَالَ أَبُو رَجَاءٍ فَيَشُقُّ قَالَ ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الْآخَرِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بِالْجَانِبِ الْأَوَّلِ فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذَلِكَ الْجَانِبُ كَمَا كَانَ ثُمَّ يَعُودُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلُ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الْأُولَى قَالَ قُلْتُ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى مِثْلِ التَّنُّورِ قَالَ فَأَحْسِبُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فَإِذَا فِيهِ لَغَطٌ وَأَصْوَاتٌ قَالَ فَاطَّلَعْنَا فِيهِ فَإِذَا فِيهِ رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ وَإِذَا هُمْ يَأْتِيهِمْ لَهَبٌ مِنْ أَسْفَلَ مِنْهُمْ فَإِذَا أَتَاهُمْ ذَلِكَ اللَّهَبُ ضَوْضَوْا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَؤُلَاءِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ حَسِبْتُ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ أَحْمَرَ مِثْلِ الدَّمِ وَإِذَا فِي النَّهَرِ رَجُلٌ سَابِحٌ يَسْبَحُ وَإِذَا عَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ حِجَارَةً كَثِيرَةً وَإِذَا ذَلِكَ السَّابِحُ يَسْبَحُ مَا يَسْبَحُ ثُمَّ يَأْتِي ذَلِكَ الَّذِي قَدْ جَمَعَ عِنْدَهُ الْحِجَارَةَ فَيَفْغَرُ لَهُ فَاهُ فَيُلْقِمُهُ حَجَرًا فَيَنْطَلِقُ يَسْبَحُ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَيْهِ كُلَّمَا رَجَعَ إِلَيْهِ فَغَرَ لَهُ فَاهُ فَأَلْقَمَهُ حَجَرًا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَانِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ كَرِيهِ الْمَرْآةِ كَأَكْرَهِ مَا أَنْتَ رَاءٍ رَجُلًا مَرْآةً وَإِذَا عِنْدَهُ نَارٌ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَا قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَوْضَةٍ مُعْتَمَّةٍ فِيهَا مِنْ كُلِّ لَوْنِ الرَّبِيعِ وَإِذَا بَيْنَ ظَهْرَيْ الرَّوْضَةِ رَجُلٌ طَوِيلٌ لَا أَكَادُ أَرَى رَأْسَهُ طُولًا فِي السَّمَاءِ وَإِذَا حَوْلَ الرَّجُلِ مِنْ أَكْثَرِ وِلْدَانٍ رَأَيْتُهُمْ قَطُّ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا مَا هَذَا مَا هَؤُلَاءِ قَالَ قَالَا لِي انْطَلِقْ انْطَلِقْ قَالَ فَانْطَلَقْنَا فَانْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ عَظِيمَةٍ لَمْ أَرَ رَوْضَةً قَطُّ أَعْظَمَ مِنْهَا وَلَا أَحْسَنَ قَالَ قَالَا لِي ارْقَ فِيهَا قَالَ فَارْتَقَيْنَا فِيهَا فَانْتَهَيْنَا إِلَى مَدِينَةٍ مَبْنِيَّةٍ بِلَبِنِ ذَهَبٍ وَلَبِنِ فِضَّةٍ فَأَتَيْنَا بَابَ الْمَدِينَةِ فَاسْتَفْتَحْنَا فَفُتِحَ لَنَا فَدَخَلْنَاهَا فَتَلَقَّانَا فِيهَا رِجَالٌ شَطْرٌ مِنْ خَلْقِهِمْ كَأَحْسَنِ مَا أَنْتَ رَاءٍ وَشَطْرٌ كَأَقْبَحِ مَا أَنْتَ رَاءٍ قَالَ قَالَا لَهُمْ اذْهَبُوا فَقَعُوا فِي ذَلِكَ النَّهَرِ قَالَ وَإِذَا نَهَرٌ مُعْتَرِضٌ يَجْرِي كَأَنَّ مَاءَهُ الْمَحْضُ فِي الْبَيَاضِ فَذَهَبُوا فَوَقَعُوا فِيهِ ثُمَّ رَجَعُوا إِلَيْنَا قَدْ ذَهَبَ ذَلِكَ السُّوءُ عَنْهُمْ فَصَارُوا فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ قَالَ قَالَا لِي هَذِهِ جَنَّةُ عَدْنٍ وَهَذَاكَ مَنْزِلُكَ قَالَ فَسَمَا بَصَرِي صُعُدًا فَإِذَا قَصْرٌ مِثْلُ الرَّبَابَةِ الْبَيْضَاءِ قَالَ قَالَا لِي هَذَاكَ مَنْزِلُكَ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا بَارَكَ اللَّهُ فِيكُمَا ذَرَانِي فَأَدْخُلَهُ قَالَا أَمَّا الْآنَ فَلَا وَأَنْتَ دَاخِلَهُ قَالَ قُلْتُ لَهُمَا فَإِنِّي قَدْ رَأَيْتُ مُنْذُ اللَّيْلَةِ عَجَبًا فَمَا هَذَا الَّذِي رَأَيْتُ قَالَ قَالَا لِي أَمَا إِنَّا سَنُخْبِرُكَ أَمَّا الرَّجُلُ الْأَوَّلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُثْلَغُ رَأْسُهُ بِالْحَجَرِ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَأْخُذُ الْقُرْآنَ فَيَرْفُضُهُ وَيَنَامُ عَنْ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يُشَرْشَرُ شِدْقُهُ إِلَى قَفَاهُ وَمَنْخِرُهُ إِلَى قَفَاهُ وَعَيْنُهُ إِلَى قَفَاهُ فَإِنَّهُ الرَّجُلُ يَغْدُو مِنْ بَيْتِهِ فَيَكْذِبُ الْكَذْبَةَ تَبْلُغُ الْآفَاقَ وَأَمَّا الرِّجَالُ وَالنِّسَاءُ الْعُرَاةُ الَّذِينَ فِي مِثْلِ بِنَاءِ التَّنُّورِ فَإِنَّهُمْ الزُّنَاةُ وَالزَّوَانِي وَأَمَّا الرَّجُلُ الَّذِي أَتَيْتَ عَلَيْهِ يَسْبَحُ فِي النَّهَرِ وَيُلْقَمُ الْحَجَرَ فَإِنَّهُ آكِلُ الرِّبَا وَأَمَّا الرَّجُلُ الْكَرِيهُ الْمَرْآةِ الَّذِي عِنْدَ النَّارِ يَحُشُّهَا وَيَسْعَى حَوْلَهَا فَإِنَّهُ مَالِكٌ خَازِنُ جَهَنَّمَ وَأَمَّا الرَّجُلُ الطَّوِيلُ الَّذِي فِي الرَّوْضَةِ فَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَّا الْوِلْدَانُ الَّذِينَ حَوْلَهُ فَكُلُّ مَوْلُودٍ مَاتَ عَلَى الْفِطْرَةِ قَالَ فَقَالَ بَعْضُ الْمُسْلِمِينَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَوْلَادُ الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَوْلَادُ الْمُشْرِكِينَ وَأَمَّا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَانُوا شَطْرٌ مِنْهُمْ حَسَنًا وَشَطْرٌ قَبِيحًا فَإِنَّهُمْ قَوْمٌ خَلَطُوا عَمَلًا صَالِحًا وَآخَرَ سَيِّئًا تَجَاوَزَ اللَّهُ عَنْهُمْ.





Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

VATIKANPUN AKAN MENJADI MILIK UMAT ISLAM

oleh: Kholil Misbach, Lc Romawi pada masa terdahulu merupakan negara adidaya yang sangat kuat dan kaya, saking besarnya kekuatan Romawi ini sampai ada surat yang menceritakan kisahnya yaitu surat Ar Rum yang berarti bangsa Romawi, walaupun besar, kuat dan adidaya karena tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Muhammad saw maka negeri inipun akan hancur dan ditaklukkan oleh kaum muslimin. semoga Allah menjadikan kita sebagai penakluknya.  Sebuah berita bahagia bagi kaum muslimin bahwa vatikanpun kelak akan menjadi milik kaum muslimin, dalam sebuah riwayat:  Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Dari Abu Qubail berkata: Saat kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu ; Konstantinopel atau Rumiyah?  Abdullah mem