Skip to main content

Kumpulan khutbah 1

REFLEKSI BULAN SYA’BAN
Oleh: Kholil Misbach, Lc


Assalamualaikum wr wb

Segala puja dan puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita sehingga kita berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat jum’at ini. Puja dan puji kepada Allah Tuhan Semesta alam, tiada tuhan selain Allah, Maha Pengasih dan Penyayang. Pembelah buah dan biji-bijian, penggerak angin, Yang menurunkan kitab untuk keselamatan para makhluk-Nya.



Selawat serta salam selalu tersanjung kehadirat Nabi besar Muhammad saw yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman hidayag, dari masa kegelapan menuju zaman terang benderang.
Sungguh engkau adalah rahmat sekalian alam, engkau menyelamatkan anak-anak perempuan dari kuburan hidup-hidup, engkau menyelamatkan anak yatim dari kesedihannya, mengangkat orang-orang lemah dan miskin dari kesengsaraannya. Semua berkat ajaranmu yang bersumber dari Allah Tuhan Semesta alam. Engkau penegak keadilan ketika dunia diselubungi kezaliman, engkau membawa kedamaian ketika para suku terlibat perang saudara. engkau adalah cahaya di malam yang gelap gulita. Barang siapa mengikutimu maka ia akan selamat di dunia dan di akhirat, sebaliknya orang yang enggan mengikutimu akan celaka di dunia dan akhirat. Jika sekarang ada pemimpin sepertimu niscaya segala permasalahan umat ini akan teratasi. Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala Ali sayyidina Muhammad.

Ketiga kalinya kami sebagai khatib ingin selalu mengingatkan diri kami sendiri dan jamaah Jumat semuanya untuk bertakwa kepada Allah sebenar-benar takwa dengan menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Allah SWT telah berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati kecuali dalam keadaan Islam. (surat Ali Imron ayat 102)
Baginda Nabi saw juga menyuruh umatnya bertakwa di manapun berada, baik di Indonesia maupun di Mesir, dalam kesempitan maupun kelapangan, secara terang-terangan maupun tersembunyi.
Beliau saw bersabda: Bertakwalah kalian dimanapun anda berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.
Takwa sendiri adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Allah Maha Bijaksana, segala perintah Allah adalah kebaikan bagi manusia dan alam sekitarnya, tidak ada satupun perintah-Nya yang menyuruh membuat kerusakan di muka bumi. Islam mengajarkan berbuat baik kepada seluruh umat manusia, bahkan mengajarkan untuk tidak menyiksa binatang, baginda Nabi saw pernah menceritakan seorang perempuan yang masuk neraka karena kucing yang ditahannya, ia tidak memberinya makan dan tidak melepaskannya untuk mencari makanan sendiri.
Satu ajaran Islam saja kalau diamalkan oleh semua orang maka akan tercapai kemakmuran yang luar biasa. sebagai contoh ajaran untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat) maka kalau semua umat Islam mengamalkan ajaran ini maka betapa besar kemakmuran bagi umat manusia.

Begitu juga sebaliknya setiap larangan Allah adalah dosa, bencana, dan kerusakan di muka bumi. Ia bisa jadi bermanfaat bagi sedikit bagi seseorang akan tetapi kerusakannya akan lebih berat dan berdampak buruk bagi banyak orang. Bagaikan penyakit kanker, perbuatan dosa akan menjalar kepada perbuatan dosa lainnya. Untuk itulah perbuatan dosa harus cepat dihentikan bagi orang yang mengetahuinya, kalau tidak maka perbuatan itu akan menjalar kepada kejahatan-kejahatan lain. berjudi misalnya bisa menjadi permusuhan, pembunuhan dan melalaikan seseorang dari kewajibannya. Berzina juga menjalar menjadi pembunuhan, minimal pembunuhan janin dan lain sebagainya.
Naudzubillah min dzalik.

Sidang Jum’at yang dirahmati Allah….

Sudah saatnya kita meningkatkan ketakwaan dan keimanan tersebut, terlebih lagi di bulan ini yaitu bulan Sya’ban. Pada bulan ini ada peristiwa besar yang penting bagi umat Islam yaitu perpindahan kiblat dari masjidil Aqsha ke ka’bah yang berada di masjidil Haram.

Allah SWT berfirman:

artinya:”Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya. Katakanlah: Kepunyaan Allah-lah timur dan barat. Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus.
(Surat Al Baqarah ayat142)

Beliau berkiblat ke Masjidil Aqsha ini selama 16 hingga 17 bulan hingga datanglah perintah Allah untuk memalingkan kiblat ke Masjidil Haram.

Allah SWT berfirman:

Artinya: Sungguh kami sering melihat mukamu menengadah ke langit. Maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah masjidil haram. Dimanapun kamu berada palingkanlah mukamuke arahnya.
(Surat Al Baqarah ayat 144).

Perpindahan kiblat ini membawa makna Seakan-akan mengingatkan kaum muslimin untuk tidak meninggalkan shalat yang menjadi oleh-oleh baginda Nabi saw dalam rihlah Isra’ Mi’raj di manapun berada. Di barat, di timur shalat harus dikerjakan bahkan dalam keadaan perang dan sakitpun shalat tetap wajib dikerjakan.

Dalam shalat ini seorang muslim lima waktu menghadap satu Tuhan dan ke arah satu tujuan, dan dalam satu gerakan. Kalau mereka bisa bersatu dalam shalatnya seharusnya mereka juga sebenarnya harus bersatu dalam hidupnya di luar shalat.

Sungguh aneh anak manusia, banyak sekali orang yang meremehkan shalat.
Iblis yang dilaknati Allah pernah berkata: Sungguh celaka anak Adam, aku disuruh bersujud sekali saja aku menolak hingga aku mendapat laknat Allah sedemikian rupa. Bagaimana dengan anak Adam, mereka malah biasa saja meninggalkan banyak sekali sujud kepada Allah.

Sesungguhnya shalat mencegah perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Barang siapa shalatnya tidak menambah ketaatan seorang dan tidak mencegah keburukan darinya maka ia tidak bertambah kepada Allah kecuali semakin jauh.

Kembali tentang perpindahan Kiblat ini, Ka’bah secara geografis ternyata mempunyai banyak kharakteristik dan keistimewaan. Ia ternyata menjadi pusat dan titik tengah dari bumi ini. Dalam berthawaf seseorang mengelilingi Ka’bah berlawanan bujur jarum, hal ini ternyata sama dengan perputaran semua planet tata surya dalam mengitari matahari. Semua planet termasuk bumi ternyata juga mengitari matahari berlawanan arah Jarum jam persis dengan gerakan orang thawaf. Siapa yang mengatur planet-planet ini untuk bergerak meniru gerakan orang thawaf? Subhanallah Maha Suci Allah.

Pada bulan ini juga baginda Nabi saw paling rajin berpuasa sunnah, beliau berpuasa seluruh bulan Sya’ban ini kecuali beberapa hari saja. Hal ini mengajarkan umat-Nya untuk meniru jejaknya.
Dari Abu Salamah ia berkata telah menceritakan kepadaku Aisyah: Rasulullah saw tidaklah berpuasa sunah lebih banyak dari puasa beliau di bulan Sya’ban. Beliau berpuasa dalam bulan Sya’ban ini seluruhnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa beliau berpuasa penuh bulan Sya’ban kecuali sedikit.

Apa sih yang menyebabkan beliau rajin berpuasa di bulan Sya’ban ini? Hal ini pernah ditanyakan oleh Aisyah, ia berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya Sya’ban termasuk bulan-bulan yang membuat engkau rajin berpuasa di dalamnya?
Baginda Nabi saw menjawab: Ya wahai Aisyah, Sesungguhnya tidak ada jiwa yang meninggal di tahun ini kecuali tercatat ajalnya di bulan Sya’ban. Aku ingin ajalku tercatat ketika aku sedang beribadah kepada Allah dan beramal shaleh. ( HR. Ibnu Majah, Nasa`I dan Abu Dawud)

Dari Usamah bin Zaid ia berkata, wahai Rasulullah aku melihat engkau berpuasa di bulan Sya’ban yang tidak seperti bulan-bulan yang lain kecuali bulan Ramadlan? Beliau saw menjwab: Bulan tersebut adalah bulan yang dilupakan orang antara bulan Rajab dan bulan Ramadlan, di dalamnya semua amalan manusia di angkat dann aku tidak ingin amalanku di angkat kecuali aku dalam keadaan puasa. (HR. Nasa’I dan Ahmad).

Dari dua hadits di atas kita tahu alas an baginda Rasul rajin berpuasa di bulan Sya’ban. Yang pertama adalah dalam bulan tersebut di catat ajal seseorang yang meninggal di tahun ini, yang kedua karena diangkatnya semua amalan manusia dan bulan tersebut banyak dilupakan manusia.

Pada bulan ini ajal manusia yang meninggal ditahun ini dicatat oleh Allah, kalau di bulan ini rajin puasa dan beribadah maka meninggalnyapun ingsyaAllah akan khusnul khatimah, sebaliknya kami tidak tahu kalau pada bulan ini kita rajin bermaksiat apakah kita akan meninggal dalam keadaan berbuat maksiat. Naudzubillah min dzalik.
Kafa bil mauti wa’idhan Cukuplah kematian menjadi nasehat, begitu kata Umar bin Khaththab.
Tengoklah saudara-saudara kerabat, tetangga-tetangga dan orang sekitar kita yang telah meninggal, mereka meninggal di manapun berada, kitapun sebenarnya mengikuti jalan mereka walaupun tanpa disadari. Orang hidup bagaikan buah kelapa, ada yang masih kecil jatuh, ada yang dewasa dimakan tupai, keterpa angin, dipanen orang maka jatuhlah dia. Dan ada yang sudah tua kadang tidak terkena apa-apa sudah jatuh tersendiri.
Benar sekali kata orang tua bahwa hidup memang seakan tiba-tiba, rasanya baru kemarin kita anak-anak, sekarang sudah punya anak. Kemarin baru menikah sekarang sudah menikahkan.

Allah SWT berfirman:

Ketahuilah sesungguhnya hidup di dunia adalah permainan (la’ibun), senda gurau (lahwun), perhiasan (perhiasan), membanggakan diri di antara kalian (tafakhurun bainakum), saling memperbanyak harta dan anak (takatsurun fil amwali wal aulad). (Surat Al Hadid ayat 20).

Ayat ini menerangkan proses hidup manusia setelah lahir, lalu menjadi anak kecil yang suka bermain, lalu menjadi remaja yang suka bersendau gurau, lalu menjadi remaja yang suka berhias dan berpenampilan. Ia kemudian menjadi pemuda yang membanggakan diri akan kekuatannya, akan titelnya, akan jabatannya dan lain sebagainya, lalu ia menjadi orang tua yang suka memperbanyak harta dan anak-anak hingga mereka saling memamerkan harta dan anaknya inilah. Lalu tanpa disadari kematian sudah dating mengetuk pintunya bahkan banyak sekali manusia tidak sampai mencapai umur tua ini.

Apa yang kita tunggu untuk berbuat baik, kesempatan hidup di dunia hanya sekali, setelah itu masa perhitungan dan hisab. Dan bisa jadi nasehat kami ini yang terakhir aku sampaikan ataukah menjadi yang terakhir hadirin dengar tahun ini.
Sungguh benar sabda Nabi saw: Manusia ia tertidur jikalau mereka meninggal maka mereka baru sadar.

Pada bulan Sya’ban ini pula amalan manusia diangkat oleh Allah, betapa senangnya kalau amalan baik saja yang dilaporkan kepada Allah. Dan betapa sengsaranya kalau yang dilaporkan adalah perbuatan-perbuatan buruk dan dosa.

Baginda Nabi saw juga menyatakan bahwa bulan ini adalah bulan yang banyak dilupakan manusia. Perbuatan yang sering dilupakan dan diremehkan manusia semakin besar pahalanya, sebagaimana puasa, shalat subuh, shalat Tahajud, sedekah rahasia dan lain sebagainya.
Hal ini mengajarkan kepada umat Islam untuk selalu berbuat baik di masa terang maupun masa tersembunyi. Justru orang yang memperbaiki masa sepinya dan berbuat baik walaupun tidak terlihat orang maka pahalanya semakin besar dan kebaikannya akan nampak ke muka dengan tersendirinya tanpa ia pamerkan dan pertontonkan. Sebaliknya orang yang selalu berbuat jahat di belakang dan bersikap manis di muka maka kelak keburukan dan kebusukannya akan tercium orang juga.

Kalau ada yang bertanya berpuasa pada bulan ini sangat panas, apakah tidak mengganggu produktivitas kerja seseorang?
Jawabnya tidak, orang yang mengatakan puasa mengganggu kerja seseorang adalah tidak benar. Kalau ada orang puasa kok kerjanya malas itu bukan karena puasanya akan tetapi karena orangnya yang bisa jadi pemalas atau karena ia menderita sakit.
Tidak ada dalam sejarah orang mati karena berpuasa dan mengganti pola makan dari tiga kali menjadi dua kali, justru dengan berpuasa tubuh menjadi sehat wal Afiat. Orang-orang terdahulu hanya memakan beberapa biji kurma mampu mempunyai energi orang yang makan berbagai jenis makanan.
Makanan imam Ali dua kerat roti untuk seharinya, lalu apakah badan beliau jadi lemah dan badannya sakit-sakitan, ternyata tidak. Ia mengatakan: Sungguh pohon-pohon di padang tandus lebih kuat badannya daripada pohon-pohon hijau menawan jauh lebih lunak batangnya. (sumber: kitab Nahjul Balaghah)
Makhluk hidup yang selalu menghadapi berbagai macam kesulitan pastilah jauh lebih kuat dan tangguh, imam Ali sendiri ketika berperang di perang Shiffin, perang Jamal, dan perang Nahrawan umur beliau adalah 60 tahun. Berbeda dengan kita, di saat menginjak usia 40 tahun semangat muda kita semakin memudar, dan apabila sudah memasuki umur 50 tahun kitapun merasa tua dan lemah.

Sidang Jum’at rahimakumullah!...

Paling mulia pada bulan Sya’ban adalah malam nishfu Sya’ban. Malam purnama bulan Sya’ban.
Diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Allah memperhatikan makhluknya pada malam nishfu Sya’ban lalu Dia mengampuni hamba-hambaNya kecuali dua orang yaitu. Orang yang sedang bermusuhan dan orang yang membunuh jiwa orang lain. (H.Shahih riwayat Ahmad)
Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah ra ia berkata Rasulullah saw bersabda: Pada malam nishfu Sya’ban Allah mengampuni hamba-hambanya kecuali orang yang musyrik (menyekutukan Allah) atau orang yang bermusuhan dengan orang lain. (hadits shahih riwayat Ibnu Abu Ashim)

Dalam dua hadits ini hanya orang yang musyrik, membunuh orang lain dan bermusuhan dengan orang lain tidak diampuni dosanya, hal ini karena perbuatan ini sangat besar dosanya. Kemusyrikan merupakan satunya perbuatan yang tiada ampunan di dalamnya. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa-dosa orang yang menyukutukanNya dan mengampuni dosa-dosa lainnya.
Membunuh orang lain adalah termasuk dosa besar, orang yang membunuh orang lain tidak akan sempat meminta ampunan kepada orang yang dibunuhnya.
Begitu juga bermusuhan dengan orang lain akan menyebabkan dosa-dosa lain, seperti iri, hasad, dengki, menggunjing kejelekan orang yang dibenci, bahkan kadang memfirnah dan berbuat makar orang yang dibencinya.
Imam Syafii pernah mengatakan:
Seribu kawan adalah sedikit karena di antara seribu kawan ini belum tentu ada satupun yang akan membantu dalam kesulitan. Sedangkan satu lawan adalah banyak sekali karena satu lawan ini akan mencari kawan untuk ikut memusuhi.
Membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sejelek-jelek perangai.
Membalas kejahatan dengan kejahatan pula adalah sama-sama perangainya.
Sedangkan membalas kejahatan dengan kebaikan itulah cita-cita tertinggi dari kemanusiaan.
Abu Darda’ pernah berkata kepada isterinya, jikalau aku marah maka tolong mintalah keridloaanku, begitu juga jikalau kamu marah aku akan meminta kerelaanmu, jika tidak maka kita tidak akan bisa bersama.

Kembali kepada malam nishfu Sya’ban ini, pada malam itu semua yang berdoa akan dikabulkan oleh Allah.
Diriwayatkan oleh Ali sesungguhnya ia berkata: Jikalau malam setengah dari bulan Sya’ban maka Allah SWT berfirman: Adakah orang yang meminta maka aku beri, adakah orang yang meminta ampunan maka akan aku ampuni, adakah orang yang meminta rizki niscaya aku berikan ia rizki? Hingga terbitlah fajar. Lalu baginda Rasulullah saw memerintahkan kami untuk mendirikan shalat pada malamnya dan berpuasa pada siang harinya.
Sudah saatnya kita memulai beribadah dan beramal baik di bulan ini, mulai dari shalat malam, puasa, sedekah dan lain sebagainya serta menjauhi segala dosa dan perbuatan tercela.













KHUTHBAH DUA

Sidang Jum’at yang dimuliakan Allah…

Dalam khuthbah kedua ini kami hanya ingin menekankan pentingnya berbuat baik terutama di bulan Sya’ban ini. Sudah saatnya kita bangkit dari tidur kita tuk beramal dan berbuat baik sebanyak mungkin, kalau tidak maka kita akan merugi.
Demi Masa! Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shaleh, dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Seharusnya umat Islam adalah umat yang paling pandai daripada umat-umat yang lain, bagaimana tidak. Ia memiliki kitab dan sunnah yang mengatur segala sendi kehidupan, keduaya menceritakan ilmu pengetahuan secara benar. Allah menyatakan segala kehidupan bumi dan langit merupakan ayat-ayat Allah yang tidak akan habis untuk di kaji. Ia juga seharusnya menjadi umat paling cerdas, karena setiap Jumat mendengarkan pengajaran dan pendidikan. Bahkan setiap umat Islam dianjurkan saling menasehati kepada sesamanya sebagai bukti kepedulian Islam akan pendidikan ini. Akan tetapi kenapa bangsa-bangsa Islam masih menjadi negara ketiga dan terbelakang, sebuah hal yang tidak hanya memalukan tetapi juga memilukan.
Mencari ilmu itu mudah, bisa dengan membaca buku, mengakses internet, mendengarkan nasehat orang dan lain sebagainya. yang sulit adalah mengamalkannya, walaupun sejuta buku sudah dikuasai kalau tidak diamalkan maka ilmunya tidak akan manfaat. Ilmu bagaikan senjata ia akan bermanfaat kalau digunakan sebaik-baiknya, kalau tidak justru senjata tersebut akan memakan diri sendiri. Sebagai contoh belum pernah ada selama ini koruptor buta huruf, kejahatan elektronik, money laundry dan lain sebagainya para pelakunya bukanlah orang-orang bodoh.
Sedikit ilmu yang diamalkan lebih baik daripada banyak yang tidak bermanfaat untuk itulah baginda Nabi saw berlindung dari ilmu yang tidak bermanfaat. Allahumma inni audzubika min ilmin la yanfa’.
Setiap pribadi hendaknya memulai dari diri sendiri untuk memacu dan memicu semangat yang ada di dada guna berbuat yang terbaik.
Apa yang kita ketahui kalau diamalkan niscaya akan membawa kebaikan tidak hanya pada diri kita tetapi kepada semua manusia.
Mulailah dari yang paling kecil misalnya berkata yang baik kepada orang lain, kalau semua orang bisa berkata sopan, baik kepada orang lain maka lingkungan kita terasa damai laksana surga.
Hari Jum’at merupakan hari di dalamnya ada saat yang diijabahi sebuah doa. Mari kita berdoa….

Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

ABU HANIFAH DAN TUKANG ROTI

Suatu saat Abu Hanifah duduk di masjid, karena saking lamanya duduk hingga penjaga masjid yang tidak tahu bahwa ia Abu Hanifah menyuruh beliau keluar.Beliaupun enggan keluar beliau bertanya kenapa masjid harus ditutup? penjaga masjid ini mengatakan: Karena perintah setelah shalat masjid harus ditutup, beliau bertanya lagi: Lalu aku kemana kalau keluar dari masjid? Ya terserah anda kata penjaga masjid, Abu Hanifahpun keluar masjid dan duduk di depan pintu masjid. Melihat Abu Hanifah duduk di depan pintu masjid penjaga masjid itu marah dan mengatakan: Kenapa kau masih di sini, iapun menyuruh beliau pergi dan menyeret beliau di tengah jalan. Lalu lewatlah seorang penjual roti, sang penjual roti ini mengatakan kepada beliau tanpa mengetahui bahwa beliau Abu Hanifah: Anda orang asing, maukah kamu menginap semalam di rumahku? Beliaupun mengangguk. Abu Hanifah sang ulama besar ini seperti kebiasaan jarang tidur malam, di malam itu sang penjual roti lagi mempersiapkan adonan, sambi