Skip to main content

KECIL YANG TERLUPAKAN

Oleh:kholil misbach
Ada sesuatu yang kecil akan tetapi sering disepelekan..padahal ia sangat urgen dan penting dalam memperbaiki kehidupan baik pribadi, keluarga maupun masyarakat.
Salah satunya adalah ide..dalam otak kita berseliweran dan berkeliaran ide-ide baik positif maupun negatif.
Ide-ide itu akan timbul dan tenggelam seiring dengan berjalannya waktu..untuk itulah ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk  mengoptimalkan sebuah ide:
Pertama: catatlah ide apa saja dalam bank ide..sebanyak mungkin..bisa dari pikiran kita bisa juga dari musyawarah...untuk itulah hasil rembug banyak orang hasilnya akan lebih bagus daripada pikiran sendiri.
kalau pendapat kita sendiri mungkin ada satu dua atau beberapa opsi solusi dan ide yang muncul akan tetapi kalau musyawarah akan banyak sekali opsi-opsi atau ide yang bisa muncul yang bisa saling melengkapi sehingga dicapai keputusan yang lebih baik dan bijak.
Kedua..pilah-pilahlah ide menurut kategorinya. Baik jangka pendek, jangka panjang, urgen tidak urgen, dsb lalu pilihlah yang terbaik dan mulai dari yang paling mendesak dan paling kecil.

Ketiga: berani mengeksekusi semua yang sudah diputuskan..semua ide dan niat yg baik ingsyallah diberkahi Allah..maka cepatlah kerjakan tentunya setelah menimbang dan seterusnya..menimbang dan seterusnya...

keempat; mengevaluasi hasil kinerja kita yang sudah kita lakukan.
mungkin ada kekurangan yang perlu kita perbaiki, ada keputusan-keputusan yang perlu kita evaluasi hingga mengarah kepada perbaikan diri. tanpa ada evaluasi maka kita merasa berada di jalur dan lajur yang tepat padahal kita sedang melangkah ke lubang kesalahan.
Semoga bermanfaat..

Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

ABU HANIFAH DAN TUKANG ROTI

Suatu saat Abu Hanifah duduk di masjid, karena saking lamanya duduk hingga penjaga masjid yang tidak tahu bahwa ia Abu Hanifah menyuruh beliau keluar.Beliaupun enggan keluar beliau bertanya kenapa masjid harus ditutup? penjaga masjid ini mengatakan: Karena perintah setelah shalat masjid harus ditutup, beliau bertanya lagi: Lalu aku kemana kalau keluar dari masjid? Ya terserah anda kata penjaga masjid, Abu Hanifahpun keluar masjid dan duduk di depan pintu masjid. Melihat Abu Hanifah duduk di depan pintu masjid penjaga masjid itu marah dan mengatakan: Kenapa kau masih di sini, iapun menyuruh beliau pergi dan menyeret beliau di tengah jalan. Lalu lewatlah seorang penjual roti, sang penjual roti ini mengatakan kepada beliau tanpa mengetahui bahwa beliau Abu Hanifah: Anda orang asing, maukah kamu menginap semalam di rumahku? Beliaupun mengangguk. Abu Hanifah sang ulama besar ini seperti kebiasaan jarang tidur malam, di malam itu sang penjual roti lagi mempersiapkan adonan, sambi