Skip to main content

ABU HANIFAH DAN TUKANG ROTI

Suatu saat Abu Hanifah duduk di masjid, karena saking lamanya duduk hingga penjaga masjid yang tidak tahu bahwa ia Abu Hanifah menyuruh beliau keluar.Beliaupun enggan keluar beliau bertanya


kenapa masjid harus ditutup? penjaga masjid ini mengatakan: Karena perintah setelah shalat masjid harus ditutup, beliau bertanya lagi: Lalu aku kemana kalau keluar dari masjid? Ya terserah anda kata penjaga masjid, Abu Hanifahpun keluar masjid dan duduk di depan pintu masjid.





Melihat Abu Hanifah duduk di depan pintu masjid penjaga masjid itu marah dan mengatakan: Kenapa kau masih di sini, iapun menyuruh beliau pergi dan menyeret beliau di tengah jalan. Lalu lewatlah seorang penjual roti, sang penjual roti ini mengatakan kepada beliau tanpa mengetahui bahwa beliau Abu Hanifah: Anda orang asing, maukah kamu menginap semalam di rumahku? Beliaupun mengangguk.


Abu Hanifah sang ulama besar ini seperti kebiasaan jarang tidur malam, di malam itu sang penjual roti lagi mempersiapkan adonan, sambil bekerja penjual roti ini selalu bertasbih, bertahmid dan bertahlil. Melihat hal itu Abu Hanifah bertanya: Wahai tuan aku melihat tuan sambil bekerja selalu bertasbih dan bertahmid dan bertahlil apakah ada keistimewaan yang anda rasakan? penjual roti ini mengatakan: Ada, aku selalu diberkahi dalam rizkiku dan keluargaku, dan tidaklah aku berdoa kepada Allah kecuali Allah kabulkan. Penjual roti itu terdiam lalu menambahkan... kecuali satu doa yang belum Allah kabulkan.

Abu Hanifah bertanya: Doa apakah yang belum terkabulkan itu? penjual roti itu mengatakan: yang belum terkabulkan adalah doaku agar bertemu dengan Abu Hanifah bin Nu'man. Mendengar ini Abu Hanifah menangis lalu memeluk penjual roti ini sambil mengatakan dengan doamu inilah aku telah diseret penjaga masjid di tengah jalan.

Subhanallah, begitulah Cara Allah mengabulkan doa kadang-kadang dengan jalan yang tanpa terpikirkan oleh manusia sedikitpun, manusia hanya wajib berusaha semaksimal mungkin Wallahu A'lam

Comments

  1. alhamdulillah.
    terima kasih akhi share ceritanya.
    kebetulan saya juga menemukan cerita yang sama tentang tukang roti ini, namun dalam cerita tersebut menyebutkan nama imam ahmad http://www.anaksaleh.com/cerita-anak/mutiara-hikmah/137-kisah-imam-ahmad-dan-pembuat-roti.html
    barangkali ini ada persamaan orang ya akhi?
    syukron...

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan Komentar Yg Positif

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)