Skip to main content

Renungan malam khusus buatku

Wahai manusia anda sekarang masih hidup di dunia tengoklah orang-orang sekitar anda, jikalau mereka mati andapun akan mati seperti mereka, bahkan kakek-kakek kita dan kerabat kita sudah banyak yang mendahului kita.



Apa yang bisa kita sombongkan di hadapan sang Maha Kuasa, kalau pangkat kita kita sombongkan Allah adalah Raja langi, bumi dan alam semesta, kalau yang kita sombongkan adalah harta maka bagi Allah apa yang ada di langit dan di bumi bahkan kekayaan manusia ada batas waktunya.

Sungguh jikalau manusia sadar akan dirinya maka tidak ada manusia satupun yang sombong di dunia ini, kegagahan manusia adalah santapan cacing di alam kubur, keluarga yang dibanggakan kebanyakan lupa karena memikirkan dirinya sendiri.

Di malam ini merenunglah sejenak akan dosa-dosa yang telah kita perbuat, dosa-dosa itu akan terampuni dan bersih jika kita mau sejenak bertaubat kembali kepadanya. lalu apa pasal manusia enggan kembali kepada-Nya.

Itulah godaan syetan yang telah menghembuskan bisikannya kepada manusia supaya manusia merasa dirinya benar dan tidak pernah salah, ketika seseorang merasa benar dan tidak bersalah maka dia akan enggan untuk bertaubat dan mengakui kesalahan ini hingga ajal menjemputnya.

untuk itulah lihatlah diri anda sendiri apakah anda merasa tidak bersalah dan tidak pernah berbuat dosa, kalau anda merasa pernah berbuat dosa dan belum diampuni maka tersungkurlah bersujud kepada-Nya sebelum anda tidak lagi bisa bersujud. Perbaikilah diri anda karena kebaikan akan menutupi keburukan, dan tiada disangka kitapun termasuk orang yang suka berucap dan sedikit perbuatannya.

Kenapa kita tidak takut kalau suatu saat ajal menjemput kita sedangkan kita masih bergelimang dosa, kenapa kita tidak takut akan murka Allah yang tiada bandingnya. Di dalam ketakutan itu ternyata masih ada secercah harapan bahwa Dia-lah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Wallahu A'lam

Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

ABU HANIFAH DAN TUKANG ROTI

Suatu saat Abu Hanifah duduk di masjid, karena saking lamanya duduk hingga penjaga masjid yang tidak tahu bahwa ia Abu Hanifah menyuruh beliau keluar.Beliaupun enggan keluar beliau bertanya kenapa masjid harus ditutup? penjaga masjid ini mengatakan: Karena perintah setelah shalat masjid harus ditutup, beliau bertanya lagi: Lalu aku kemana kalau keluar dari masjid? Ya terserah anda kata penjaga masjid, Abu Hanifahpun keluar masjid dan duduk di depan pintu masjid. Melihat Abu Hanifah duduk di depan pintu masjid penjaga masjid itu marah dan mengatakan: Kenapa kau masih di sini, iapun menyuruh beliau pergi dan menyeret beliau di tengah jalan. Lalu lewatlah seorang penjual roti, sang penjual roti ini mengatakan kepada beliau tanpa mengetahui bahwa beliau Abu Hanifah: Anda orang asing, maukah kamu menginap semalam di rumahku? Beliaupun mengangguk. Abu Hanifah sang ulama besar ini seperti kebiasaan jarang tidur malam, di malam itu sang penjual roti lagi mempersiapkan adonan, sambi