PELAJARAN SURAT AL MUTHAFFIFIN
oleh:Kholil Misbach
Sekilas tentang surat ini
Apakah surat Muthaffifin Makiyah ataukah Madaniah, para ahli tafsir berselisih dalam hal ini. Imam Az Zamakhsyari dalam tafsirnya Al Kasysyaf mengatakan: Surat ini merupakan surat Makiyah, ia turun sebelum hijrah, dan surat ini termasuk surat-surat Makiyah yang akhir. Adapun Imam Ibnu Katsir mengatakan surat ini merupakan Madaniah karena turun setelah hijrah. Adapuun imam Qurthubi mengatakan: Surat Al Muthaffifin adalah Makiyah menurut perkataan Ibnu Mas'ud dan Adl Dlahhak, dan ia Madaniyah menurut perkataan Al Hasan dan 'Ikrimah. surat ini berjumlah: 36 ayat.
Menurut saya pendapat yang mengatakan ia Makiyah lebih kuat sebagaimana dikatakan oleh imam Suyuti dalam kitabnya Al Itqan bahwa ia adalah akhir surat Makiyah yang turun sebelum baginda Nabi saw hijrah. Surat ini juga menceritakan sebagaimana surat-surat Makiyah seperti tentang orang-orang baik (Abrar) dan orang-orang jahat (Fujjar), tentang Kiamat dan balasan orang-orang yang mendustakannya serta surga bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Tema-tema inilah yang biasanya surat Makiyah ceritakan.
Adapun penamaan surat ini karena diawali tentang kisah orang-orang yang mengurangi timbangan dan mengurangi hak-hak manusia merekalah yang disebut Muthaffifin.
Allah SWT berfirman:
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (3) أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ (4) لِيَوْمٍ عَظِيمٍ (5) يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (6)
Artinya:
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
2. Yaitu apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.
3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain mereka mengurangi.
4. Tidakkah orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.
5. Pada suatu hari yang besar.
6. (Yaitu) Suatu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Pelajaran dari Surat ini
Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang (Muthaffifin), kata Muthaffifin berasal dari kata thafif yang artinya sepele atau remeh karena apa yang diambil mereka dari orang lain sebenarnya hanya sedikit sekali, orang yang mengurangi timbangan mungkin yang dia ambil beberapa gram saja akan tetapi balasannya sangat besar di hari Kiamat, di duniapun ia akan kehilangan keberkahan serta dijauhi manusia apabila ketahuan.
Kalau orang yang mengambil sepele aja balasannya sebegitu berat ini apalagi orang yang mengambil jutaan rupiah di laci-laci Negara, mengambil tanah, mengambil aspal, dan mengambil harta-harta orang lain.
Kenapa hal yang sepele ini mendapatkan ancaman keras? Karena hak-hak orang lain merupakan garis merah yang tidak boleh dilewati, orang yang melewatinya merupakan orang yang dlalim. Muamalah seseorang terhadap hartanya merupakan barometer kepribadiannya. Kalau ia orangnya mudah dalam menjual dan membeli maka ketahuilah ia orang baik dalam muamalah yang lainnya, dan apabila ia sudah curang dalam jual belinya maka ketahuilah ia orang-orang yang perlu diwaspadai.
Sungguh benar hadits Nabi saw:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى رواه البخاري
Dari Jabir bin Abdillah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Semoga Allah merahmati seseorang yang mudah dalam menjual, mudah dalam membeli dan mudah dalam menuntut. (HR. Bukhari)
Sungguh aneh sekali ajaran Islam ini malah banyak dipraktekkan orang-orang yang tidak muslim, mereka mau keuntungan sedikit tetapi langgeng dan bukannya cepat untung besar lalu gulung tikar. Dan aku temui ada orang muslim yang memberikan buah busuk ketika kita membeli, memberikan barang yang cacat dan lain sebagainya. Memang dia untung besar pada waktu itu tapi apalah untung kalau tidak berkah hartanya, iapun akan dijauhi setelah ketahuan.
Tidakkah orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.
Pada suatu hari yang besar.
(Yaitu) Suatu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Tidakkah mereka takut akan balasan Allah di hari Kiamat? Suatu hari yang besar, manusia menyelamatkan dirinya masing-masing. Hari di mana harta dan anak tidak lagi dibutuhkan, hari di mana manusia menghadap Tuhan dengan pandangan menunduk.
Imam Qurthubi mengatakan: ayat-ayat ini merupakan ingkar bagi perbuatan mereka karena saking besarnya dosa orang yang curang dan meninggalkan adil dalam setiap perbuatannya, baik ucapan maupun perbuatan. (Bersambung)
oleh:Kholil Misbach
Sekilas tentang surat ini
Apakah surat Muthaffifin Makiyah ataukah Madaniah, para ahli tafsir berselisih dalam hal ini. Imam Az Zamakhsyari dalam tafsirnya Al Kasysyaf mengatakan: Surat ini merupakan surat Makiyah, ia turun sebelum hijrah, dan surat ini termasuk surat-surat Makiyah yang akhir. Adapun Imam Ibnu Katsir mengatakan surat ini merupakan Madaniah karena turun setelah hijrah. Adapuun imam Qurthubi mengatakan: Surat Al Muthaffifin adalah Makiyah menurut perkataan Ibnu Mas'ud dan Adl Dlahhak, dan ia Madaniyah menurut perkataan Al Hasan dan 'Ikrimah. surat ini berjumlah: 36 ayat.
Menurut saya pendapat yang mengatakan ia Makiyah lebih kuat sebagaimana dikatakan oleh imam Suyuti dalam kitabnya Al Itqan bahwa ia adalah akhir surat Makiyah yang turun sebelum baginda Nabi saw hijrah. Surat ini juga menceritakan sebagaimana surat-surat Makiyah seperti tentang orang-orang baik (Abrar) dan orang-orang jahat (Fujjar), tentang Kiamat dan balasan orang-orang yang mendustakannya serta surga bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya. Tema-tema inilah yang biasanya surat Makiyah ceritakan.
Adapun penamaan surat ini karena diawali tentang kisah orang-orang yang mengurangi timbangan dan mengurangi hak-hak manusia merekalah yang disebut Muthaffifin.
Allah SWT berfirman:
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (3) أَلَا يَظُنُّ أُولَئِكَ أَنَّهُمْ مَبْعُوثُونَ (4) لِيَوْمٍ عَظِيمٍ (5) يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (6)
Artinya:
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.
2. Yaitu apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.
3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain mereka mengurangi.
4. Tidakkah orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.
5. Pada suatu hari yang besar.
6. (Yaitu) Suatu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Pelajaran dari Surat ini
Kecelakaan besar bagi orang-orang yang curang (Muthaffifin), kata Muthaffifin berasal dari kata thafif yang artinya sepele atau remeh karena apa yang diambil mereka dari orang lain sebenarnya hanya sedikit sekali, orang yang mengurangi timbangan mungkin yang dia ambil beberapa gram saja akan tetapi balasannya sangat besar di hari Kiamat, di duniapun ia akan kehilangan keberkahan serta dijauhi manusia apabila ketahuan.
Kalau orang yang mengambil sepele aja balasannya sebegitu berat ini apalagi orang yang mengambil jutaan rupiah di laci-laci Negara, mengambil tanah, mengambil aspal, dan mengambil harta-harta orang lain.
Kenapa hal yang sepele ini mendapatkan ancaman keras? Karena hak-hak orang lain merupakan garis merah yang tidak boleh dilewati, orang yang melewatinya merupakan orang yang dlalim. Muamalah seseorang terhadap hartanya merupakan barometer kepribadiannya. Kalau ia orangnya mudah dalam menjual dan membeli maka ketahuilah ia orang baik dalam muamalah yang lainnya, dan apabila ia sudah curang dalam jual belinya maka ketahuilah ia orang-orang yang perlu diwaspadai.
Sungguh benar hadits Nabi saw:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى رواه البخاري
Dari Jabir bin Abdillah ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Semoga Allah merahmati seseorang yang mudah dalam menjual, mudah dalam membeli dan mudah dalam menuntut. (HR. Bukhari)
Sungguh aneh sekali ajaran Islam ini malah banyak dipraktekkan orang-orang yang tidak muslim, mereka mau keuntungan sedikit tetapi langgeng dan bukannya cepat untung besar lalu gulung tikar. Dan aku temui ada orang muslim yang memberikan buah busuk ketika kita membeli, memberikan barang yang cacat dan lain sebagainya. Memang dia untung besar pada waktu itu tapi apalah untung kalau tidak berkah hartanya, iapun akan dijauhi setelah ketahuan.
Tidakkah orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.
Pada suatu hari yang besar.
(Yaitu) Suatu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam.
Tidakkah mereka takut akan balasan Allah di hari Kiamat? Suatu hari yang besar, manusia menyelamatkan dirinya masing-masing. Hari di mana harta dan anak tidak lagi dibutuhkan, hari di mana manusia menghadap Tuhan dengan pandangan menunduk.
Imam Qurthubi mengatakan: ayat-ayat ini merupakan ingkar bagi perbuatan mereka karena saking besarnya dosa orang yang curang dan meninggalkan adil dalam setiap perbuatannya, baik ucapan maupun perbuatan. (Bersambung)
betul ustadz...mugi manfaat..amin
ReplyDeletemantabbbs
ReplyDelete