Peganglah Janji
Oleh: Kholil Misbach, Lc
Amir bukan nama sebenarnya berjanji dengan kawanyya Salman di sebuah tempat tertentu, Si Amir datang tepat waktu akan tetapi si Salman tak kunjung datang hingga Amir harus menunggu dua jam. Mungkin bagi Salman hal ini tidak masalah akan tetapi bagi Salman ia harus kehilangan waktu dua jam untuk menunggunya.
Peristiwa Amir dan Salman ini mungkin pernah kita lalui dalam kamus kehidupan kita, tapi hal ini sering dianggap biasa di tengah budaya telat yang masih kental dengan masyarakat kita.
Pernahkah anda berjanji? Kalau jawabnya ya, berapa kali anda tepati janji itu. Baik janji kepada diri sendiri maupun janji kepada orang lain. Janji itu bisa merupakan ketidak-mampuan sehingga perlu berjanji untuk memenuhinya. Janji bisa juga merupakan tekad untuk mewujudkan sebuah keinginan di masa depan.
Memang janji sangat mudah diucapkan dan dikatakan akan tetapi sangat susah sekali untuk memenuhinya, Janji merupakan hutang yang harus dibayar, maka dalam memenuhinya perlu usaha seoptimal mungkin.
Baginda Nabi saw makhluk paling mulia, beliau pernah menunggu seseorang di suatu tempat perjanjian, lalu orang ini tidak datang, besoknya lagi beliau menunggu lagi dan besoknya lagi hingga tiga hari. Akan tetapi orang yang beliau tunggu tak kunjung datang juga, beliau lalu menemui orang ini dan menyatakan bahwa ia telah menyakiti beliau.
Hati-hatilah dalam berjanji, Karena ia akan diminta pertanggung-jawaban oleh Allah, apalagi bagi orang yang berniat berjanji untuk menipu sebagaimana janji-janji para politikus yang merah bagai lipstik akan tetapi keesokan harinya lipstik tersebut sudah memudar.
Orang yang suka menipu dalam janjinya merupakan salah satu tanda-tanda orang munafik, selain berdusta dan khianat. Banyak sekali ayat-ayat dalam kitab suci Al Qur`an yang menyuruh untuk memenuhi janji, ayat yang paling jelas adalah surat Al Maidah ayat satu, lalu surat Al Isra` yang artinya: Dan tepital janji, sesungguhnya janji itu diminta pertanggung jawaban. (QS: Al Isra`: 34)
Menepati janji juga merupakan tanda kedisiplinan seseorang, tidak ada kemajuan suatu umat kecuali umat yang disiplin, tidak pernah korupsi waktu, komitmen dengan ucapannya dan memenuhi janji dengan sebaik mungkin.
janganlah kalah dengan orang Arab terdahulu dalam sebuah syairnya: Kami merupakan sebuah kaum yang apabila berjanji mencatatnya dalam pelepah kurma dan menggantungkannya di depan pintu. Dengan mencatat janji kita akan terhindar dari lupa yang bisa merugikan diri kita dan orang lain. Peganglah kepercayaan orang kepada anda, cukuplah kata anda pembohong dan tidak tepat janji sudah bisa merobek-robek hati kita jika kita tidak memenuhi janji.
Tepatilah janji anda maka orang lain akan percaya kepada anda, dan kepercayaan itu merupakan salah satu kunci kesuksesan hidup. Wallahu A'lam
Oleh: Kholil Misbach, Lc
Amir bukan nama sebenarnya berjanji dengan kawanyya Salman di sebuah tempat tertentu, Si Amir datang tepat waktu akan tetapi si Salman tak kunjung datang hingga Amir harus menunggu dua jam. Mungkin bagi Salman hal ini tidak masalah akan tetapi bagi Salman ia harus kehilangan waktu dua jam untuk menunggunya.
Peristiwa Amir dan Salman ini mungkin pernah kita lalui dalam kamus kehidupan kita, tapi hal ini sering dianggap biasa di tengah budaya telat yang masih kental dengan masyarakat kita.
Pernahkah anda berjanji? Kalau jawabnya ya, berapa kali anda tepati janji itu. Baik janji kepada diri sendiri maupun janji kepada orang lain. Janji itu bisa merupakan ketidak-mampuan sehingga perlu berjanji untuk memenuhinya. Janji bisa juga merupakan tekad untuk mewujudkan sebuah keinginan di masa depan.
Memang janji sangat mudah diucapkan dan dikatakan akan tetapi sangat susah sekali untuk memenuhinya, Janji merupakan hutang yang harus dibayar, maka dalam memenuhinya perlu usaha seoptimal mungkin.
Baginda Nabi saw makhluk paling mulia, beliau pernah menunggu seseorang di suatu tempat perjanjian, lalu orang ini tidak datang, besoknya lagi beliau menunggu lagi dan besoknya lagi hingga tiga hari. Akan tetapi orang yang beliau tunggu tak kunjung datang juga, beliau lalu menemui orang ini dan menyatakan bahwa ia telah menyakiti beliau.
Hati-hatilah dalam berjanji, Karena ia akan diminta pertanggung-jawaban oleh Allah, apalagi bagi orang yang berniat berjanji untuk menipu sebagaimana janji-janji para politikus yang merah bagai lipstik akan tetapi keesokan harinya lipstik tersebut sudah memudar.
Orang yang suka menipu dalam janjinya merupakan salah satu tanda-tanda orang munafik, selain berdusta dan khianat. Banyak sekali ayat-ayat dalam kitab suci Al Qur`an yang menyuruh untuk memenuhi janji, ayat yang paling jelas adalah surat Al Maidah ayat satu, lalu surat Al Isra` yang artinya: Dan tepital janji, sesungguhnya janji itu diminta pertanggung jawaban. (QS: Al Isra`: 34)
Menepati janji juga merupakan tanda kedisiplinan seseorang, tidak ada kemajuan suatu umat kecuali umat yang disiplin, tidak pernah korupsi waktu, komitmen dengan ucapannya dan memenuhi janji dengan sebaik mungkin.
janganlah kalah dengan orang Arab terdahulu dalam sebuah syairnya: Kami merupakan sebuah kaum yang apabila berjanji mencatatnya dalam pelepah kurma dan menggantungkannya di depan pintu. Dengan mencatat janji kita akan terhindar dari lupa yang bisa merugikan diri kita dan orang lain. Peganglah kepercayaan orang kepada anda, cukuplah kata anda pembohong dan tidak tepat janji sudah bisa merobek-robek hati kita jika kita tidak memenuhi janji.
Tepatilah janji anda maka orang lain akan percaya kepada anda, dan kepercayaan itu merupakan salah satu kunci kesuksesan hidup. Wallahu A'lam
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif