Skip to main content

HUJAN DAN DOA

HUJAN DAN DOA
Kholil Misbach, Lc

Hujan merupakan karunia Allah yang sangat besar dan wajib disyukuri, ia juga merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah, banyak ayat di Al Qur`an menceritakan akan nikmat hujan ini. Kadang-kadang hujan menggunakan lafal air ( QS. 2:22), kadang-kadang menggunakan kata sebagai rizki seperti dalam surat Al Jatsiah ayat lima.

Hujan merupakan bukti kekuasaan Allah, jika tidak ada hujan sama sekali barang kali makhluk-makhluk berebut air di laut. Kalau demikian yang kasihan adalah tumbuhan di hutan-hutan yang tidak bisa berjalan ke laut. Berapa banyak tanaman akan mati kalau tidak ada hujan. Lalu Atas rahmat Allah kepada makhlukNya, Allah mengangkat air laut lalu air dikumpulkan menjadi awan lalu di giring air itu lalu diturunkan di depan rumah kita, di kirim ke hutan-hutan, di kirim ke gunung-gunung hingga tanaman kecil di pojok jalan bisa meminumnya. Walaupun demikian manusia masih tidak mau bersyukur. Subhanallahi Wa bihamdihi.



Hujan tidak hanya menjadi rahmat saja, akan tetapi ia merupakan pelajaran bagi manusia, dalam Al Qur`an disebutkan bahwa dengan hujan Allah menghidupkan bumi yang mati dan demikianlah kebangkitan. Kebangkitan manusia dari kubur adalah semisal munculnya tanaman-tanaman habis hujan, Allah Maha Kuasa, sebagaimana Allah Kuasa membangkitkan tanaman yang mati sebelumnya, Allah juga kuasa membangkitkan manusia dari kuburnya.

Kenapa hujan bisa menjadi banjir dan bencana, semua bencana adalah kesalahan manusia, Kalau manusia tidak merusak alam dan tidak berbuat maksiat niscaya Allah akan mengguyurkan rahmat-Nya kepada manusia. Manusia harus bisa mengatur air seoptimal mungkin karena air adalah sumber kehidupan manusia, tidak ada kehidupan tanpa air. Air kalau digunakan secara baik, diatur irigasinya, di atur pemasukan dan pengeluarannya maka air itu akan sangat besar manfaatnya.

Lihatlah negeri maju dalam Al Qur`an yaitu negeri Saba` , sebuah negeri yang terkenal dengan bendungan Ma`ribnya, dengan bendungan itu negeri mereka menjadi negeri makmur dan diridloi Allah (Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur)

DOA KETIKA HUJAN

Termasuk waktu yang diijabahi doa adalah waktu turunnya hujan selain waktu-waktu yang lain seperti waktu antara Adzan dan Iqamah, waktu perang, waktu musafir, hari Jum'ah dan malamnya dsb

Hari ini adalah hari yang paling baik untuk berdoa, apalagi digabungkan antara hari Jum'at, antara Adzan dan Iqamah, anda sebagai musafir dll, kalau anda ikhlas berdoa niscaya Allah akan mengabulkan doa anda.

DOA KETIKA ADA GURUH

Abdullah bin Zubair ra jika mendengar guruh ia meninggalkan percakapan dan mengucapkan:
سُبْحَانَ اللهِ الَّذِي (يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ) الرعد 13
Maha Suci Allah Yang: "Bertasbih guruh dengan memujiNya dan para malaikat karena takut kepadaNya." (QS. Ar Ra'd 13)

(Shahihul Kalim: 129), (Shahihul Adab Al Mufrad:723)

Dari Aisyah ra bahwasanya Rasulullah saw jika melihat hujan mengucapkan:
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَيِبًّا نَافِعًا
Ya Allah jadikanlah ia rahmat lagi manfaat

(Mukhtashar Bukhari:515), (Shahih An Nasa`i: 1522)


DOA WAKTU HUJAN KETIKA TAKUT AKAN MEMBAHAYAKAN

Dari Anas ra berkata: Orang-orang mengalami kekeringan pada masa Nabi saw, ketika baginda Nabi saw berkhutbah di mimbar dengan berdiri pada hari Jum'at, berdirilah –dalam riwayat lain masuklah -orang Arab Badui dari penduduk kampung dari pintu yang berhadapan dengan mimbar, sedangkan Rasulullah saw berdiri, ia berkata: Wahai Rasulullah! harta hilang, anak-anak kelaparan, berdoalah kepada Allah untuk memberikan hujan kita, beliau lalu mengangkat kedua tangan beliau dengan berdoa hingga saya melihat putihnya ketiak beliau:
اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا
Ya Allah hujanilah kami, Ya Allah hujanilah kami.

Orang-orang lalu mengangkat tangan mereka bersama beliau berdoa. Anas ra mengatakan: Demi Allah sebelumnya aku tidak melihat di langit adanya mendung ataupun gumpalan awan atau sesuatu, di antara kami dan gunung Sala' tidak ada rumah maupun bangunan. Ia mengatakan: Lalu aku melihat ke belakangnya ada mendung seperti perisai, ketika mendung sudah memenuhi langit dan menyebar lalu turunlah hujan. Demi Dzat Yang Jiwaku di TanganNya belaiu tidak berhenti hingga bergumpal-gumpal awan seperti gunung, kemudian beliau tidak turun dari mimbarnya hingga aku melihat hujan membasahi jenggot beliau saw. Beliau lalu turun dari mimbar kemudian shalat. Kami lalu keluar berguyur hujan hingga kami sampai rumah-rumah kami, dalam riwayat- hingga seseorang hampir sampai ke rumah beliau- turunlah hujan pada hari itu, besok paginya dan lusanya dan hari setelah lusa hingga Jum'at lagi hujan belum berhenti hingga mengalir lorong-lorong Madinah, dalam riwayat- Demi Allah kami tidak melihat matahari dalam enam hari- lalu berdirilah orang Badui tersebut atau yang lainnya, dalam riwayat lain – Kemudian masuklah orang dari bab tersebut di hari Jum'at kedua sedangkan Rasulullah berdiri berkhutbah. Beliau menerimanya dengan berdiri, dia mengatakan wahai Rasulullah! Bangunan-banguna rusak, dalam riwayat lain: Rumah-rumah rusak, jalan-jalan putus dan matilah binatang ternak, berdoalah kepada Allah untuk menghentikannya kepada kami. Baginda Nabi saw tersenyum dan beliau mengangkat kedua tangan beliau berdoa:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَرُؤُوْسِ الْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُوْنِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Ya Allah jadikanlah ia (rahmat) sekitar kami dan janganlah( jadikan ia merusak) terhadap kami. Ya Allah jadikanlah ia kepada bukit-bukit, puncak-puncak gunung,hutan-hutan, gunung-gunung yang tidak tinggi, perut lembah-lembah dan tempat-tempat pepohonan.

Beliau tidak mengisyaratkan ke sisi mendung kecuali pergilah mendung tersebut, ldan keluarlah kami di hari ada matahari yang dilihatkan oleh Allah SWT kepada mereka berkat karamah dari Nabi saw dan dikabulkannya doa beliau. lalu banjirlah lembah selama sebulan, tidak datang seseorang kecuali dikatakan akan kedermawanannya. (Mukhtashar Al Jud:448)

APA YANG DILAKUKAN TATKALA TURUN HUJAN

Dari Anas ra telah mengenai kami hujan ketika kami bersama Rasulullah saw. ia mengatakan: Rasulullah saw lalu beliau melapangkan baju beliau hingga ia terkena hujan, lalu kami mengatakan: Wahai Rasulullah saw kenapa engkau melakukan ini? Beliau mengatakan: Karena ia masih dekat dengan Tuhannya.

(Mukhtashar Muslim:448)


DZIKIR KETIKA TURUN HUJAN

Dari Zaid bin Kholid berkata: Rasulullah saw mengimami kami shalat Subuh di Hudaibiyah habis hujan dari langit pada malam harinya, setelah selesai baginda Nabi saw menghadap orang-orang dengan wajah beliau. Beliau mengatakan: Tahukah kalian apa yang Tuhan kalian katakan? mereka mengatakan: Allah dan RasulNya lebih tahu, beliau mengatakan: Allah berfirman: Telah masuk pagi sehagian dari hambaku beriman kepadaKu dan kafir kepadaKu, adapun orang yang mengatakan: Kita diberi hujan karena fadlilah Allah dan dengan rizki Allah dan rahmatnya maka dialah orang yang beriman kepadaKu dan kafir akan bintang, adapun orang yang mengatakan: Kita dihujani dengan bintang ini dan itu maka dialah orang yang kafir kepadaKu dan beriman dengan bintang.
(Mukhtashar Bukhari:520)



Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

ABU HANIFAH DAN TUKANG ROTI

Suatu saat Abu Hanifah duduk di masjid, karena saking lamanya duduk hingga penjaga masjid yang tidak tahu bahwa ia Abu Hanifah menyuruh beliau keluar.Beliaupun enggan keluar beliau bertanya kenapa masjid harus ditutup? penjaga masjid ini mengatakan: Karena perintah setelah shalat masjid harus ditutup, beliau bertanya lagi: Lalu aku kemana kalau keluar dari masjid? Ya terserah anda kata penjaga masjid, Abu Hanifahpun keluar masjid dan duduk di depan pintu masjid. Melihat Abu Hanifah duduk di depan pintu masjid penjaga masjid itu marah dan mengatakan: Kenapa kau masih di sini, iapun menyuruh beliau pergi dan menyeret beliau di tengah jalan. Lalu lewatlah seorang penjual roti, sang penjual roti ini mengatakan kepada beliau tanpa mengetahui bahwa beliau Abu Hanifah: Anda orang asing, maukah kamu menginap semalam di rumahku? Beliaupun mengangguk. Abu Hanifah sang ulama besar ini seperti kebiasaan jarang tidur malam, di malam itu sang penjual roti lagi mempersiapkan adonan, sambi