Skip to main content

JANGAN MARAH



oleh: Kholil Misbach

Jangan Marah,لا تغضب   begitulah pesan baginda Rasul saw kepada umatnya. kenapa baginda Nabi saw melarang marah? karena dengan marah biasanya emosi tidak dapat dikendalikan dan dapat mengakibatkan banyak kerugian.

Betapa banyak pembunuhan bahkan peperangan akibat kemarahan ini, selain ketamakan manusia yang tiada batasnya. Banyak sekali hal yang membuat orang marah selain temperamen masing-masing manusianya.

Menahan amarah juga termasuk sifat orang-orang yang bertakwa yang dijanjikan surga yang luasnya langit dan bumi sebagaimana firman Allah SWT
والكاظمين الغيظ
"dan orang-orang yang menahan amarahnya." (Qs. Ali Imron)

Selain dari segi adab, terlalu mudah marah dan meluapkan emosinya dari segi kesehatan akan mudah terserang penyakit.
 
Manusia yang paling kuat yaitu mereka yang mampu menahan amarahnya. orang yang bisa menahan amarahnya disebut dengan Halim dalam bahasa Arab. Allah SWT sendiri Maha Menahan Amarah. Betapa banyak manusia berbuat dosa tidak langsung disiksa oleh Allah bahkan Allah membuka pintu taubat seluas-luasnya.

Suatu saat marah juga dibutuhkan ketika ketidak-adilan di depan mata, kehormatan diinjak-injak apalagi agama dinodai.

Orang yang marah pada waktu yang tepat, kepada orang yang tepat dan menggunakan cara yang tepat itulah orang yang paling bijaksana. 

Baginda Nabi saw bersabda
من كظم غيظاً وهو قادر على أن ينفذه دعاه الله عز وجل على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره الله من الحور العين ما شاء

Artinya:" Barang siapa menahan amarah sedangkan ia mampu melampiaskannya maka Allah akan memanggilnya di depan para makhluk di hari Kiamat hingga Allah memberikan pilihan bidadari mana yang ia sukai"

Lihatlah..bagaimana setiap ajaran agama itu mengandung ribuan hikmah bagi manusia, salah satunya adalah menahan amarah dan memaafkan manusia.

Wallahu A'lam




Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.

Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

ABU HANIFAH DAN TUKANG ROTI

Suatu saat Abu Hanifah duduk di masjid, karena saking lamanya duduk hingga penjaga masjid yang tidak tahu bahwa ia Abu Hanifah menyuruh beliau keluar.Beliaupun enggan keluar beliau bertanya kenapa masjid harus ditutup? penjaga masjid ini mengatakan: Karena perintah setelah shalat masjid harus ditutup, beliau bertanya lagi: Lalu aku kemana kalau keluar dari masjid? Ya terserah anda kata penjaga masjid, Abu Hanifahpun keluar masjid dan duduk di depan pintu masjid. Melihat Abu Hanifah duduk di depan pintu masjid penjaga masjid itu marah dan mengatakan: Kenapa kau masih di sini, iapun menyuruh beliau pergi dan menyeret beliau di tengah jalan. Lalu lewatlah seorang penjual roti, sang penjual roti ini mengatakan kepada beliau tanpa mengetahui bahwa beliau Abu Hanifah: Anda orang asing, maukah kamu menginap semalam di rumahku? Beliaupun mengangguk. Abu Hanifah sang ulama besar ini seperti kebiasaan jarang tidur malam, di malam itu sang penjual roti lagi mempersiapkan adonan, sambi