Skip to main content

HANYA RENUNGAN

Kholil Misbach
 
Pada saat Nabi Muhammad SAW berdakwah, beliau selalu mendapat perlakuan tidak baik dari Abu Lahab dan kawan-kawan. Ejekan, hinaan, dan penganiayaan diterima Nabi SAW dan pengikutnya. Namun, sedikit pun tidak melemahkan iman mereka. Tidak pula menyurutkan tekad dan semangat Nabi SAW dalam menjalankan dakwahnya. 

 
Abu lahab bersama kawan-kawannya, Abu Jahal, dan Abu sufyan semakin geram melihat pengikut Nabi SAW bertambah banyak. Memang, mereka selalu hadir jika Nabi SAW sedang berdakwah, tetapi dikepala mereka tersimpan beribu rencana jahat untuk mengacaukannya.

 
"Wahai Muhammad !" teriak Abu Lahab ketika Nabi SAW sedang berdakwah. "Kamu mengaku sebagai Nabi, tetapi kami tak pernah melihat buktinya ! Bagaimana kami percaya...? "ejek Abu Lahab.

 
"Sekarang, perlihatkan mukjizatmu !" seru Abu Jaha l pula.

 
"Ya ! Sebagaimana mukjizat nabi Isa. Coba hidupkan orang yang sudah mati !" kata Abu Sufyan.

 
"Bisakah kamu mengubah bukit safa dan marwah menjadi bukit emas? !" kata yang lainnya mengolok-olok Nabi.

 
Muhammad SAW tidak menanggapi ulah orang-orang jahil itu. Begitu pula pengikutnya, tidak terpengaruh sedikitpun. Allah yang Maha Kuasa menurunkan Wahyu-Nya kepada Nabi SAW, untuk menyanggah perkataan orang-orang kafir itu.

 
 
Lalu Nabi SAW, menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada kaum yang sesat itu.

 
 
"Hai, kaum Quraisy ! Sesungguhnya Allah telah berfirman, Katakanlah bahwa aku tidak kuasa memberi kemanfaatan dan kemudaratan bagi diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.

Jika aku tahu barang yang ghaib, tentu aku perbanyak berbuat amal kebajikan, dan tentu aku tidak akan mendapat kesusahan. Tidaklah aku, melainkan Basyir dan Nazir, menyampaikan janji bahagia dan berita pernyataan sengsara."

 
 
"Sudahlah, Muhammad! Jika kamu mau menghentikan pekerjaanmu, kami akan mengangkatmu menjadi raja. Atau kami memberimu harta, kekayaan, dan kemewahan... '" kata Abu Jahal.

 
 
Abu jahal dan kawan-kawannya tetap mendustakan Nabi. Mereka hanya ingin mempengaruhi pengikutnya agar kembali menyembah berhala.

 
 
"Kenapa kalian menuntutku untuk memperlihatkan mukjizat ? Sedangkan wahyu yang kusampaikan ini lebih dari segala macam mukjizat. Cahaya yang tak pernah padam," Kata Nabi SAW.

 
 
Pengikut Nabi SAW semakin teguh imannya mendengar wahyu yang disampaikan beliau. Keadaan itu membuat kaum kafir kian marah dan menentang usaha-usaha Muhammad. Mereka amat membencinya. Mereka beranggapan ia sudah menghina tuhan-tuhan mereka. Maka suatu hari, orang-orang kafir itu datang kepada Abu Thalib, paman Nabi SAW sendiri. Mereka mengadukan semua perbuatan Nabi Muhammad SAW.

 
 
Abu Thalib, seorang pelindung dan pembela Nabi SAW, meskipun waktu itu tidak masuk Islam. Dengan penuh bijaksana ia menengahinya, akan tetapi kali ini orang kafir tidak merasa puas dengan Abu Thalib.

 
 
"Hai Abu Thalib, selama ini kamu selalu membela Muhammad dan melindunginya dari kami. Coba suruh Muhammad menghentikan perbuatannya itu! Kalau tidak' maka kami akan bertindak sendiri!" Abu Sufyan mengancam dengan keras.

 
 
"Kami akan bunuh Muhammad! Jika ia masih terus menghina berhala kami," sahutnya lagi tidak main-main.

 
 
Abu Thalib tertegun, ia amat bingung harus berbuat apa. Muhammad adalah keponakannya yang sangat ia cintai dan sayangi. Sedangkan ia sendiri masih menyembah berhala seperti kaum kafir. Ia tak ada niat untuk meninggalkan agamanya. Tetapi, kalau sampai menyerahkan Nabi SAW  ke tangan orang-orang itu, Abu Thalib tidak bisa.

 
 
Ah !.....hati orang tua itu terasa gundah, karena rasa sayang yang begitu besar pada Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib segera memanggil Nabi SAW. Diceritakannya semua ancaman orang kafir itu dengan hati yang cemas.

 
 
"Anakku, dengarkanlah, " kata Abu Thalib. Nabi Muhammad SAW menatap pamannya dengan perasaan berdebar-debar. Nabi menunggu apa yang akan dikatakan Abu Thalib.

 
 
"Aku harap kamu bisa menjaga dirimu dan diriku. Jangan membebani aku dengan sesuatu yang tak sanggup aku pikul," kata Abu Thalib.

Sungguh , Nabi SAW sedih mendengarnya. Satu-satunya orang yang selalu membelanya, kini seakan tidak mau lagi membela. Tetapi, Nabi SAW tidak mau kaumnya terus menerus berada dalam kegelapan dan kesesatan. Beliau sudah diberi petunjuk dengan cahaya kebenaran.

 
 
Dengan semangat yang menyala, Nabi memandang pamannya. "Wahai, Pamanku!" kata Nabi SAW. "Meskipun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan ditangan kiriku, agar aku meninggalkan seruanku. Sungguh, sampai mati pun tidak akan kutinggalkan !"

 
 
Tanpa menoleh lagi, Rasulullah meninggalkan Abu Thalib. Alangkah bergetar seluruh tubuh Abu Thalib mendengar ucapan itu. Ia tertegun beberapa saat. Lalu segera memanggil Nabi lagi.

 
 
"Anakku ! Pergilah dengan tenang. Katakanlah apa yang ingin kamu katakan pada kaummu. Sungguh, aku tidak akan menyerahkan dirimu pada orang-orang kafir," kata Abu Thalib penuh haru.

 
 
Abu Thalib pun memerintahkan keluarganya, bani Muthalib dan Bani Hasyim untuk melindungi Nabi SAW dari penganiayaan kaum Quraisy.

Nabi Muhammad SAW meneruskan perjuangannya, walaupun orang-orang kafir menghalanginya dengan tindakan-tindakan yang kejam.

 
 
Begitu besar makna dan pengaruh ucapan Nabi di depan pamannya, seakan menggema di dalam dada kaum muslimin. Mereka rela berkorban jiwa sekalipun, asalkan tetap menyiarkan agama Allah.

Kesungguhan Nabi SAW menjalankan dakwah telah membuat musuhnya kalang kabut. Tetapi, menjadi batu magnet yang menarik setiap pengikutnya untuk tetap setia pada ajaran-Nya.



Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.

Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

VATIKANPUN AKAN MENJADI MILIK UMAT ISLAM

oleh: Kholil Misbach, Lc Romawi pada masa terdahulu merupakan negara adidaya yang sangat kuat dan kaya, saking besarnya kekuatan Romawi ini sampai ada surat yang menceritakan kisahnya yaitu surat Ar Rum yang berarti bangsa Romawi, walaupun besar, kuat dan adidaya karena tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Muhammad saw maka negeri inipun akan hancur dan ditaklukkan oleh kaum muslimin. semoga Allah menjadikan kita sebagai penakluknya.  Sebuah berita bahagia bagi kaum muslimin bahwa vatikanpun kelak akan menjadi milik kaum muslimin, dalam sebuah riwayat:  Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Dari Abu Qubail berkata: Saat kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu ; Konstantinopel atau Rumiyah?  Abdullah mem