Skip to main content

KHILAFAH DAN KEPEMIMPINAN MENURUT IBNU KHALDUN

KHILAFAH DAN KEPEMIMPINAN MENURUT IBNU KHALDUN
Oleh:Kholil Misbach,Lc
Ibnu Khaldun mengatakan dalam muqaddimahnya pasal 25 bahwa hakikat kerajaan biasanya cendrung mengarah kepada kediktatoran. Biasanya raja dipilih berdasarkan kekuatan dan kemampuannya. Untuk itulah seorang raja biasanya diktator, otoriter dan memaksakan kehendak kepada para bawahannya. Seorang raja biasanya berbuat dzalim kepada orang yang dipimpinnya dan memberikan beban berat yang sulit dipikul para rakyatnya.
Untuk itulah diperlukan sebuah kepemimpinan yang ada aturan mainnya secara bijaksana sehingga tidak ada kudeta di dalamnya. Kalau secara logika saja perlu aturan main dalam berpolitik maka sungguh bijaksana Allah yang mengatur aturan berpolitik menurut agama guna mengatur kehidupan dunia dan akhirat. Allah menciptakan manusia bukanlah untuk menikmati kehidupan dunia saja, kalau hanya dunia tujuan manusia maka ia akan berakhir setelah ia mati dan binasa, sedangkan Allah menciptakan manusia bukan untuk sia-sia. Allah berfirman artinya:”Apakah kalian mengira sesungguhnya kami menciptakan kalian sia-sia (Al Mukminun 23).
Maksud politik agama adalah agama yang mengatur akan kebahagian di akhirat mereka selain di dunia. Yaitu jalan Allah Yang bagi-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. (As Syura 42).



Syariat Islam datang mengatur seluruh kehidupan manusia baik ibadah maupun muamalah, sampai dalam hal kekuasaan yang merupakan sebuah tabiat sosial manusia. Dengan adanya syariat dimaksudkan agar semuanya diatur dalam koridor ketentuan Allah.
Bukannya kediktatoran, otoritas dan kedzaliman yang dikedepankan, kerena semua itu tercela dalam kebijaksanaan politik. Semua yang menuju perbuatan tercela maka tercelalah karenanya.
Allah SWT berfirman: Dan Barangsiapa Allah tidak menjadikannya nur maka ia tidak akan mempunyai Nur. (QS:24:40)
Hal itu karena Allah Maha Tahu akan kemashlahatan hamba-hamba-Nya baik di dunia maupun di Akhirat, semua perbuatan manusia akan kembali ke sana baik berupa kekuasaan maupun yang lainnya.
Adapun kebijaksanaan politik praktis hanya bertujuan untuk kepentingan dunia saja, sedangkan kebijaksanaan Allah untuk kepentingan dunia dan akhirat, untuk itulah yang kekuasaan dalam Islam dipegang oleh para nabi dan para penerusnya (khalifah).
Menurut saya: Memang benar apa yang dikatakan Ibnu Khaldun, jadi seorang penguasa harus memiliki dua fungsi yaitu menjaga dunia (Harasatu ad dunya) dan menjaga agama (harasatu ad din). Jadi orang yang paling pantas jadi pemimpin hakikatnya adalah para nabi dan para ulama yang paling dekat dengan perilaku nabi saw. Para ulama inilah yang paling patut untuk dicontoh dan menjadi panutan.Tapi anehnya biasanya para alim ulama gak punya uang untuk calon menjadi pemimpin, mereka biasanya berasal dari kalangan kaum miskin yang untuk kehidupan sehari-hari saja sudah kewalahan. Yach saya Cuma berharap pemimpin bangsa masa depan adalah orang yang terbaik di Indonesia, orang yang terbaik ini tercermin dari ketakwaannya kepada Allah SWT. Wallahu A’lam


Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

VATIKANPUN AKAN MENJADI MILIK UMAT ISLAM

oleh: Kholil Misbach, Lc Romawi pada masa terdahulu merupakan negara adidaya yang sangat kuat dan kaya, saking besarnya kekuatan Romawi ini sampai ada surat yang menceritakan kisahnya yaitu surat Ar Rum yang berarti bangsa Romawi, walaupun besar, kuat dan adidaya karena tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Muhammad saw maka negeri inipun akan hancur dan ditaklukkan oleh kaum muslimin. semoga Allah menjadikan kita sebagai penakluknya.  Sebuah berita bahagia bagi kaum muslimin bahwa vatikanpun kelak akan menjadi milik kaum muslimin, dalam sebuah riwayat:  Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Dari Abu Qubail berkata: Saat kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu ; Konstantinopel atau Rumiyah?  Abdullah mem