Skip to main content

BAHAYA BERPALING DARI WAHYU


BAHAYA BERPALING DARI WAHYU
Oleh: Kholil Misbach, Lc
Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan kitab ini (al Qur`an) beberapa kaum dan merendahkan beberapa kaum lagi dengan-Nya.
(Hadits Riwayat Bukhari dari Utsman bin Affan).
Memang benar, Al Qur`an sudah mengangkat Abu Bakar, Umar, dsb yang dulunya adalah bangsa yang suka berperang antar suku, mereka dulunya orang-orang yang tidak ada namanya dalam sejarah. Namun tiba-tiba mereka bisa ditakuti oleh Persia dan Romawi, bahkan mereka menjadi penakluk kekuasaan Persia dan beberapa daerah yang dulunya dikuasai Romawi. Tidak ada yang mengangkat derajat mereka ini kecuali dengan al Qur`an.


Sebaliknya siapapun yang menentang Wahyu al Qur`an ini mereka akan menjadi terhina dan terlaknat. Mana kekayaan Abu Jahal, Abu lahab, Rustum, dsb. Mereka dilaknat oleh umat ini walaupun dulunya mereka kaya.
Allah SWT berfirman:
ومن أعرض عن ذكري فإن له معيشة ضنكا ونحشره يوم القيامة أعمى (طه 124)
Artinya:” Dan sesiapa yang berpaling ingkar dari ingatan dan petunjukKu, maka sesungguhnya adalah baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan himpunkan dia pada hari kiamat dalam keadaan buta”.
Dalam ayat sebelumnya Allah menjelaskan: “ kemudian jika datang kepada kamu petunjuk dariKu, maka sesiapa yang mengikut petunjukKu itu nescaya ia tidak akan sesat dan ia pula tidak akan menderita azab sengsara. (Thaha 123).
Maha Benar Allah, memang, manusia apabila mengikuti petunjuk Allah tidak akan tersesat jalannya baik di dunia maupun di akhirat. Bagaimana ia mungkin tersesat karena ia mengikuti jalan yang paling lurus dan paling benar, yaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat Allah dari golongan para nabi, orang-orang jujur, para syuhadak dan para orang-orang shaleh. Bukannya jalan orang-orang yang dimurkai Allah seperti orang-orang Yahudi yang mengetahui kebenaran akan tetapi menentangnya, berilmu tetapi menyesatkan dan menjual ayat-ayat Allah dengan harga murahan. Bukan pula jalan orang-orang yang tersesat seperti kaum Nasrani yang tidak mengetahui kebenaran.
Sungguh manusia dalam hidupnya adalah seperti hakim, ada tiga jenis hakim yang hanya satu hakim saja yang akan selamat. Ada hakim yang mengetahui kebenaran akan tetapi ia tidak menghukumi dengan kebenaran tersebut maka ia akan masuk neraka. Ada juga hakim yang tidak mengetahui kebenaran dan menghukumi dengan kebodohannya maka iapun akan masuk neraka dan ada hakim yang mengetahui kebenaran dan ia menghukumi kebenaran maka ialah yang akan masuk surge.
Begitu juga manusia barang siapa bodoh atau tidak mengamalkan kebenaran yang ia ketahui maka ia akan celaka dan sebaliknya barang siapa mencari kebenaran lalu menghukumi kebenaran itu maka niscaya ialah yang akan selamat di dunia dan di akhirat.
Untuk itulah kita mesti mencari kebenaran dengan sungguh-sungguh. Janganlah mengatakan segala sesuatu yang belum diketahui benar kebenarannya. Sesungguhnya telinga, mata dan seluruh anggota badan akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Allah Sang Pencipta.
Allah SWT berfirman:
Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. (al Isra` 36)
Ayat ini menyatakan agar seorang muslim membisukan dirinya kecuali untuk kebaikan, janganlah ia membawa perkataan orang-orang tanpa difilter terlebih dahulu dan dicari siapa perawinya, sebelum dipertimbangkan baik dan tidaknya. Termasuk dalam perkataan ini adalah tulisan karena tulisan juga merupakan bahasa dan ungkapan hati seseorang.
Jika anda sudah mampu mengendalikan diri anda dan menggunakan seoptimal mungkin diri anda dalam kebaikan niscaya anda akan menjadi orang terbaik di lingkungan anda tanpa anda memintanya. Wallahu A’lam.



Comments

Popular posts from this blog

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)

VATIKANPUN AKAN MENJADI MILIK UMAT ISLAM

oleh: Kholil Misbach, Lc Romawi pada masa terdahulu merupakan negara adidaya yang sangat kuat dan kaya, saking besarnya kekuatan Romawi ini sampai ada surat yang menceritakan kisahnya yaitu surat Ar Rum yang berarti bangsa Romawi, walaupun besar, kuat dan adidaya karena tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Muhammad saw maka negeri inipun akan hancur dan ditaklukkan oleh kaum muslimin. semoga Allah menjadikan kita sebagai penakluknya.  Sebuah berita bahagia bagi kaum muslimin bahwa vatikanpun kelak akan menjadi milik kaum muslimin, dalam sebuah riwayat:  Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Dari Abu Qubail berkata: Saat kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu ; Konstantinopel atau Rumiyah?  Abdullah mem