Skip to main content

Butuh Pahlawan Ekonomi


Butuh Pahlawan-pahlawan Ekonomi
Oleh: Kholil Misbach, Lc
Sungguh unik bangsa Indonesia, sudah terlalu banyak warganya yang mengenyam pendidikan agama tetapi semakin banyak pula agama dinodai, sudah banyak sarjana hokum dan penegak hokum semakin banyak pula hokum tidak diinjak-injak dan sudah terlalu banyak pula sarjana dan para tokoh ekonomi akan tetapi apakah ekonomi kita sudah menunjukkan tanda-tanda kemajuan?


Jawabnya ternyata belum, Negara kita masih belum seperti yang diidamkan. Bahkan sekarang kita sedang menerima imbas krisis ekonomi di AS yang menjangkiti hampir seluruh bursa di Eropa dan Asia.
Dalam opini suara merdeka 9 oktober 2008 disebutkan:
Kebijakan Bank Indonesia yang menaikkan kembali BI rate dari 9,25 persen menjadi 9,5 persen dapatlah dipahami sebagai upaya meredam gejolak moneter yang belakangan ini makin dirasakan. Inilah salah satu dampak langsung krisis finansial di Amerika Serikat. Selain merosotnya nilai tukar rupiah hingga ke posisi di bawah Rp 9.600 per dolar AS maka anjloknya indeks harga saham gabungan (IHSG) juga sudah berada pada level yang sangat memprihatinkan yakni 1.451 sehingga kemarin perdagangan saham di bursa dihentikan untuk mencegah kepanikan pasar berlanjut. Kemerosotan di Bursa Efek Indonesia (BEI) paling parah se Asia.

Selain berusaha menahan penurunan kurs rupiah dan indeks saham, kebijakan BI memperketat likuiditas juga dimaksudkan untuk menahan laju inflasi yang belakangan juga meninggi. Angka inflasi September lalu year on year sudah mencapai 12,14 persen. Laju inflasi kumulatif selama tahun ini juga diperkirakan sekitar itu sehingga secara riil akan menurunkan daya beli masyarakat. Terutama masyarakat kecil yang akan semakin tergerogoti kemampuannya membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari. Dari sisi ini jelas langkah pengamanan gejolak moneter dengan berupaya menjaga stabilitas sangat perlu diutamakan.

Namun seperti lazimnya sebuah kebijakan, selalu ada sisi negatif. Selalu ada dampak ikutan yang kalau tidak diantisipasi juga bisa menambah persoalan. Padahal yang terbaik adalah memecahkan masalah tanpa masalah. Salah satu contohnya adalah kenaikan BI rate yang akan mendorong kenaikan bunga bank. Kenaikan bunga simpanan akan menyedot dana masyarakat dan membuat likuiditas semakin kering. Sedangkan kenaikan bunga kredit jelas akan memberatkan dunia usaha serta menghambat investasi baru. Dewasa ini bunga kredit sudah mengalami kenaikan hingga sekitar 15 persen. Keadaan akan sangat buruk kalau sudah mencapai 20 persen.

Secara teoritik, kenaikan bunga bank bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi iklim usaha. Cost of money barulah salah satu indikasi dari banyak faktor lain seperti mudahnya perizinan, kepastian hukum dan sebagainya. Tetapi satu masalah yang tidak bisa dipungkiri adalah melemahnya pasar domestik akibat tingginya inflasi. Padahal di tengah kelesuan pasar global dewasa ini maka mengalihkan ke pasar dalam negeri adalah pilihan paling rasional. Sayang potensinya juga sedang melemah. Kenaikan bunga kredit konsumsi akan berpengaruh pada pemasaran banyak produk seperti perumahan, otomotif dan sebagainya.

Otoritas moneter seringkali dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit atau serba dilematis. Menjaga stabilitas moneter pada dasarnya juga menjaga keseimbangan-keseimbangan di pasar. Upaya pengetatan dan sebaliknya pelonggaran bisa dilakukan secara bergantian dengan mempertimbangkan permintaan dan penawaran. Sejauh ini instrumen yang dimiliki untuk itu juga relatif terbatas. Di samping masih adanya kemungkinan melakukan intervensi pasar untuk menahan kejatuhan rupiah. Bisa jadi melambungnya dolar tidak hanya diakibatkan oleh unsur spekulasi melainkan juga karena kebutuhan riil untuk impor yang meningkat.

Yang penting stabilitas moneter haruslah tetap terjaga dan Bank Indonesia harus menunjukkan konsistensinya dalam hal ini. Kebijakan yang dilakukan tak boleh drastis karena ini juga menyangkut situasi psikologis. Baik di pasar uang maupun terutama di pasar modal, gejolak bisa terjadi setiap saat karena alasan-alasan yang tidak rasional. Menjaga kredibilitas menjadi sangat penting sehingga prinsip kehati-hatian haruslah dijaga. Selain berusaha meredam kepanikan di pasar apalagi semua terkait dengan sektor moneter. Pengalaman terjadinya krisis terparah di tahun 1997 cukup sekali saja dan tak boleh terulang lagi.
Menurut saya sudah saatnya kita membutuhkan pahlawan-pahlawan ekonomi yang mampu menyumbangkan hartanya untuk bangsa dan Negara, mereka tidak pernah memborong dolar ketika rupiah terpuruk, mereka membantu sesame dengan harta yang mereka miliki.
memang tidak ada yang dapat mengatasi segala permasalahan bangsa kecuali bangsanya sendiri. Tidak mungkin kita menunggu kedatangan bangsa Asing untuk membangun dan mengatasi krisis kita. Lalu kapankan para pahlawan-pahlawan ekonomi ini bermunculan yang tidak hanya menyandang gelar tetapi mereka yang selalu mengabdi dan berbakti bagi sesame. Wallahu A’lam.



Comments

  1. Salam pembebasan,
    Di tingkat global setelah kisah krisis air, krisis iklim, krisis minyak, krisis pangan, kini krisis finansial naik panggung, Paradoksnya jalan krisis itu terus ditempuh. Masih saja mekanisme pasar dan korporasi dianggap solusi yang menjanjikan. Ironi abad ini, rasionalitas yang irasional. Rasionalitas yang paling tidak masuk akal.

    It’s the capitalism, stupid! (adaptasi dari frase politik yang populer digunakan Clinton ketika berkampanye melawan George Bush Senior, it’s the economic, stupid!)

    Silah kunjung
    http://lenteradiatasbukit.blogspot.com/2008/10/krisis-keuangan-global-karl-marx-di.html

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan Komentar Yg Positif

Popular posts from this blog

VATIKANPUN AKAN MENJADI MILIK UMAT ISLAM

oleh: Kholil Misbach, Lc Romawi pada masa terdahulu merupakan negara adidaya yang sangat kuat dan kaya, saking besarnya kekuatan Romawi ini sampai ada surat yang menceritakan kisahnya yaitu surat Ar Rum yang berarti bangsa Romawi, walaupun besar, kuat dan adidaya karena tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Muhammad saw maka negeri inipun akan hancur dan ditaklukkan oleh kaum muslimin. semoga Allah menjadikan kita sebagai penakluknya.  Sebuah berita bahagia bagi kaum muslimin bahwa vatikanpun kelak akan menjadi milik kaum muslimin, dalam sebuah riwayat:  Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Dari Abu Qubail berkata: Saat kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu ; Konstantinopel atau Rum...

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t...

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)