Skip to main content

Belajar dari Lebah


Belajar dari Lebah
Oleh: Kholil Misbach, Lc
Allah SWT berfirman artinya:
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibikin manusia",
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.”
(QS: An Nahl 16:68-69)
Lebah adalah binatang yang akrab dengan manusia, ia banyak sekali kita jumpai di sekitar kita. Ternyata banyak pelajaran yang bisa di ambil dari binatang kecil ini.


Pertama: yang ia makan adalah sari-sari bunga. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang hendaknya makan dari apa yang terbaik baginya yaitu halal dan baik. Kalau perlu sebelum ia makan hendaklah ia mengoreksi makanan tersebut apakah datang dari makanan haram ataukah tidak.
Kedua: yang ia berikan adalah madu, madu sungguh manis dan tidak ada seorangpun yang menolak diberi madu. Jadi seseorang hendaklah bermanfaat bagi lingkungan dan agamanya. ia seharusnya menghasilkan madu yang bermanfaat bagi siapa saja. Justru ia adalah orang yang selalu bersedih karena tidak bisa berbuat baik kepada orang lain.
Ketiga: ia tidak pernah menyengat kalau tidak diganggu. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang hendaklah menjadi rahmat bagi alam semesta, ia selalu memperbaiki dan tidak pernah merusak. Lidahnya bisu untuk berkata kotor, tangannya buntung untuk menyakiti orang lain dan seluruh jiwa raganya tidak pernah membuat kerusakan.
Keempat; ia melawan apabila diganggu. Hal ini menunjukkan umat Islam yang akan membela kebenaran apabila ia diinjak, membela agama apabila dihina sehingga keagungan dan kemuliaan agama selalu terjaga.
Sungguh Allah tidak sia-sia memberikan perumpamaan dalam firman-Nya. Hanya manusialah yang aneh karena enggan belajar dari lingkungannya. Wallahu A’lam

Comments

Popular posts from this blog

VATIKANPUN AKAN MENJADI MILIK UMAT ISLAM

oleh: Kholil Misbach, Lc Romawi pada masa terdahulu merupakan negara adidaya yang sangat kuat dan kaya, saking besarnya kekuatan Romawi ini sampai ada surat yang menceritakan kisahnya yaitu surat Ar Rum yang berarti bangsa Romawi, walaupun besar, kuat dan adidaya karena tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya Muhammad saw maka negeri inipun akan hancur dan ditaklukkan oleh kaum muslimin. semoga Allah menjadikan kita sebagai penakluknya.  Sebuah berita bahagia bagi kaum muslimin bahwa vatikanpun kelak akan menjadi milik kaum muslimin, dalam sebuah riwayat:  Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”  [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Dari Abu Qubail berkata: Saat kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya: Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu ; Konstantinopel atau Rum...

APAKAH TELUR NAJIS

Apakah Telur Najis oleh: Kholil Misbach, Lc Ada pertanyaan dari kawan tentang kenajisan telur hal itu dari artikel yang ia baca dalam sebuah postingan blog, dalam postingan tersebut menyatakan bahwa telur adalah najis karena keluar dari dubur ayam sehingga bercampur dengan kotoran ayam yang najis, barang yang kena najis adalah najis pula maka wajib membasuh telur sebelum digunakan. Aku ingin berusaha menjawab pertanyaan tersebut secara fikih dengan menyebutkan dalil-dalil semampunya. Menurut imam Nawawi dalam Kitabnya Al Majmu' Sebagai berikut: ( فرع) البيض من مأكول اللحم طاهر بالاجماع ومن غيره فيه وجهان كمنيه الاصح الطهارة (Cabang) Telur dari binatang yang dimakan dagingnya adalah suci secara ijmak. Adapun telur yang keluar dari binatang yang tidak dimakan dagingnya ada dua pendapat sebagaimana khilaf dalam maninya, yang paling shahih adalah suci. Keterangan: Jadi telur binatang yang halal dimakan seperti ayam, bebek, angsa, burung dsb adalah suci dan tidak najis. Berbeda dengan t...

Terjemah kitab Fathul Wahhab karya Abu Zakaria Al Anshori

 Kitab Ath Thaharah (Bersuci) Kitab secara bahasa adalah menggabungkan dan mengumpulkan, secara istilah adalah nama dari  berbagai kumpulan khusus dari ilmu yang terdiri dari beberapa bab dan pasal biasanya. Thaharah secara bahasa adalah النظافة والخلوص من الادناس  Bersih dan terbebas dari kotoran-kotoran. adapun menurut Syariat thaharah adalah رفع حدث او ازالة نجس او ما في معناهما وعلى صورتهما "Mengangkat hadats atau menghilangkan najis atau sesuai makna keduanya atau sesuai gambarannya seperti tayammum dan mandi-mandi sunnah, tajdidul wudlu (memperbarui wudlu) dan basuhan kedua dan ketiga, semuanya termasuk macam-macam bersuci. (Bersambung)