Oleh Kholil Misbach, Lc
Belalakangan ini, kita dihebohkan dengan penangkapan Operasi
tangkap Tangan (OTT) KPK terhadap kepala lembaga pemasyarakatan (KALAPAS) Suka
miskin. Wahid Husain, b ahkan menurut Juru bicara KPK Febri Diansyah menyampaikan permintaan mobil,
uang dan barang lainnya oleh oknum petugas di Lapas SUka Miskin diduga
dilakukan secara terang-terangan, tidak ada sandi atau kode terselubung, sangat
terang. Termasuk sewa kamar dalam rentang 200-500 juta perkamar, minggu
(22/7/2018) di Jakarta.
Menurut saya bukan siapa yang ditangkap ataupun Lapas mana
yang terlibat, lebih penting lagi kasus ini merupakan corengan bagi penegak hukum,
kalau penegak hukumnya melanggar hukum lalu siapa yang mesti menegakkan hukum. Sebagai
contoh seorang guru yang tidak bisa digugu dan tiru di kelasnya. Ia tidak hanya
merugikan dirinya akan tetapi akan membuat contoh dan teladan buruk bagi
anak-anak didiknya.
Memang, Negara ini bukannya krisis ekonomi, bukan pula
krisis politik yang ditakutkan, akan tetapi yang lebih menakutkan adalah krisis
akhlak dan keteladanan di tengah masyarakat. Coba lihatlah kasus suap, suap
bisa diterima siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Mulai bawahan hingga
atasan, mulai pejabat maupun rakyat.
Mau masuk sekolah, mau masuk perusahaan, mau cari surat dan
lain sebagainya kadang tidak bisa dilepaskan dari aroma suap menyuap ini. Padahal
suap menyuap ini diharamkan oleh agama Islam sesuai dengan hadits baginda Nabi
saw:
عن عبد الله بن عمرو رضي
الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "لَعَنَ اللهُ الرَّاشِي وَالمْرٌتَشِي"
Artinya” Dari Abdullah bin Amru ra bahwasanya Rasulullah saw
bersabda: Allah melaknat orang yang menyuap dan orang yang disuap” (HR. Abu Dawud dan Turmudzi)
Kalau sesuatu sudah dilaknat Allah maka keberkahan dari mana
akan didapat, kesejahteraan apa yang bisa diperoleh. Ia mungkin kita seperti
pohon besar tapi dalamnya rapuh dimakan rayap.
Untuk itulah perlu upaya semua pihak untuk pembenahan Negara
Indonesia yang besar ini, mulai saya, anda, dan semua masyarakat terutama stake
holder yang memangku kebijakan. Jangan sampai mengeluarkan kebijakan-kebijakan
yang tidak bijak.
Yang terpenting lagi kita perlu menghidupkan rasa amanah,
jujur dan bertanggung jawab di tengah masyarakat, kalau sifat-sifat baik itu
mulai luntur jangan sampai diri kita salah satu darinya yang kehilangan sifat
tersebut.
Hanya satu suap yang diperbolehkan yaitu menyuapi orang tua
dan pasangan kita yang memang diperbolehkan oleh agama, wallahu A’lam
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif