Sudah Siapkah Indonesia menerima sanksi dari Amerika Serikat (AS) terkait sikap dan posisi pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan mengecam klaim sepihak presiden AS Donald Thrump atas Jerusalem sebagai Ibukota negara Israel?
dalam Harian media Indonesia, Kamis (21/12) menyebutkan bahwa:
AMERIKA Serikat (AS) melalui duta besarnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan negara-negara yang mendukung draf resolusi yang menolak dekrasi Presiden Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagi ibu kota Israel.
Duta Besar Nikki Haley, Selasa (19/12) waktu setempat, mengatakan ia akan memberikan laporan nama-nama yang mendukung draf resolusi yang akan dibahas di Majelis Umum PBB itu kepada Trump.
"Presiden akan mengamati voting tersebut dengan hati-hati dan meminta saya melaporkan nama-nama negara yang memberikan hak suara menentang kami," kata Haley dalam sebuah surat kepada wartawan.
Majelis Umum PBB akan mengadakan sidang darurat, Kamis (21/12). Sesi yang diminta Turki dan Yaman--atas nama negara-negara Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam, ini sebagai respons lanjut atas langkah AS yang memveto draf resolusi rancangan Mesir di Dewan Kemanan PBB.
Draf resolusi yang menuntut pembatalan klaim sepihak Trump mengenai Jerusalem gagal lolos di DK PBB karena veto AS--meski didukung oleh 14 negara anggota Dewan lainnya, termasuk sekutu utama Washington--Italia, Jepang, Inggris, Prancis, dan Ukraina.
Sementara itu, seperti dilansir Haaretz, Israel telah mengirimkan instruksi kepada misi-misi diplomatik mereka yang meminta duta besar 'Negeri Yahudi' melakukan pertemuan dengan pejabat kunci. Tujuannya untuk membujuk mereka supaya menentang draf resolusi yang akan disidangkan di Majelis dan agar tidak menyampaikan pidato.
Duta Besar Palestina, Riyadh Mansour, mengatakan ia meyakini akan ada dukungan luas untuk tindakan yang menyatakan bahwa Jerusalem sebuah isu yang harus diselesaikan melalui negosiasi antara Israel dan Palestina.
"Majelis Umum akan mengatakan, tanpa mengkhawatirkan veto, masyarakat internasional menolak untuk menerima posisi unilateral AS," ujarnya.
Harian al hayat saudi Arabia juga menjelaskan sehari sebelum diambil suara di majlis umum PBB kamis ini presiden AS Donald Thrump akan memutus bantuan ekonomi kepada negara-negara yang memberikan suara menentang kebijakannya.
Menurut saya, kedepannya AS akan mengkalkulasi efek politik yang ditimbulkan atas pengakuan AS atas Jerusalem sebagai ibukota Israel. AS selama ini memang tidak menggubris desakan dan kecaman bangsa-bangsa di dunia atas sikapnya ini.
Amerika sendiri sudah tahu reaksi dunia Islam selama ini hanya kecaman dan demo untuk menekannya tidak sampai pada sanksi yang lebih keras. justru Amerikalah yang akan memberi sanksi kepada bangsa-bangsa yang menentangnya. bagi negara-negara yang sangat dependensi pada Amerika sungguh sangat sulit untuk mengurangi hubungannya apalagi memutus hubungan sama Amerika, karena berdampak sangat besar atas perekonomian negara tersebut.
Indonesia di sini sebagai bangsa besar pasti sudah sangat siap apapun sanksi atas negara ini, apalagi tidak mungkin AMerika mau memberikan sanksi kepada semua negara yang menentang kebijakannya, karena hal itu justru akan menghancurkan Amerika sendiri secara ekonomi dan politik.
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif