kitab minhajul abidin adalah karya syekh imam al 'arif billah ta'ala Zainuddin hujjatul ISLAM abu hamid Muhammad bin muhammad bin muhammad al ghazali ath thusi semoga Allah mensucikan ruhnya dan menerangi kuburnya.
berkata imam alghazali; segala puji bagu Allah shalawat serta salam atas sebaik-baik makhluknya Muhammad dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya setelah beliau. Amma ba'du
Ketahuilah wahai orang yang rakus untuk mencari ilmu, yang menunjukkan bahwa dirinya betul-betul ingin mencari ilmu dan haus akan ilmu. Bila kamu mencari ilmu ini untuk persaingan, unggul-unggulan dan agar maju diantara kawan-kawan, dan agar orang-orang condong kepadamu dan untuk mengumpulkan puing-puing dunia. Maka kamu telah berusaha menghancurkan agamamu dan membinasakan dirimu sendiri, dan kamu telah menjual agamamu untuk mendapatkan duniamu. Maka transaksimu itu rugi dan perniagaanmu akan tidak untung.
Ket- ojo sampe wong golek ilmu kuwi kango pinter-pinteran, kanggo malingake masyarakat maring awakke ben terkenal, lan kanggo ngumpulake puing-puing dunyo sing gak ono opo-opone dibandingake akhirat. Jadi kalau awakmu lulusan universitas terkenal mencapai gelar s3 tapi kok kalah debat sama s1 jangan jadikan masalah, karena unggul-unggulan di depan orang bukanlah tujuan seorang pencari ilmu yang benar.
Jika kamu mondok bertahun-tahun lalu pulang pondok kok tidak punya harta maka jangan sedih. Karena tujuan mencari ilmu sejatinya bukan untuk golek atau mencari kekayaan.
Kalau tujuanmu mencari ilmu hanya unggul-unggulan, menang-menangan, afar dibilang hebat, agar dapat pengikut banyak dan agar kaya maka kamu telah merusak dirimu dan agamamu sendiri, usaha dan niagamu akan merugi. Untuk itulah jangan sampai kita niat mencari ilmu hanya untuk hal tersebut.
Sang Guru bisa berdosa karena salah mengajar
Imam Ghazali mengatakan jika seorang murid tujuannya hanya mengejar dunia seperti diatas:
ومعلمك معين على عصيانك وشريك لك فى خسرانك وهو كباءع سيف من قاطع طريق
Maka gurumu sudah membantu maksiatmu dan bersekutu menambah kerugianmu, ia seperti penjual pedang kepada seorang perampok.
Sebagaimana sabda baginda Nabi saw:
من اعان على معصية ولو بشطر كلمة كان شريك له فبها
Barang siapa membantu kemaksiatan walau hanya sepotong kalimat maka ia sudah bersekutu di dalamnya.
Menurut saya untuk itu sebelum mengajar seorang guru harus bisa memilah dan memilih apa yang akan diajarkannya dan hendaklah memberikan ilmu pada orang yang tepat. Memberi ilmu kepada orang yang tidak membutuhkannya bagai memberi kalung emas atau perak kepada seekor babi yang tidak butuh kalung tersebut.
(Bersambung)
berkata imam alghazali; segala puji bagu Allah shalawat serta salam atas sebaik-baik makhluknya Muhammad dan atas keluarga dan sahabat-sahabatnya setelah beliau. Amma ba'du
Ketahuilah wahai orang yang rakus untuk mencari ilmu, yang menunjukkan bahwa dirinya betul-betul ingin mencari ilmu dan haus akan ilmu. Bila kamu mencari ilmu ini untuk persaingan, unggul-unggulan dan agar maju diantara kawan-kawan, dan agar orang-orang condong kepadamu dan untuk mengumpulkan puing-puing dunia. Maka kamu telah berusaha menghancurkan agamamu dan membinasakan dirimu sendiri, dan kamu telah menjual agamamu untuk mendapatkan duniamu. Maka transaksimu itu rugi dan perniagaanmu akan tidak untung.
Ket- ojo sampe wong golek ilmu kuwi kango pinter-pinteran, kanggo malingake masyarakat maring awakke ben terkenal, lan kanggo ngumpulake puing-puing dunyo sing gak ono opo-opone dibandingake akhirat. Jadi kalau awakmu lulusan universitas terkenal mencapai gelar s3 tapi kok kalah debat sama s1 jangan jadikan masalah, karena unggul-unggulan di depan orang bukanlah tujuan seorang pencari ilmu yang benar.
Jika kamu mondok bertahun-tahun lalu pulang pondok kok tidak punya harta maka jangan sedih. Karena tujuan mencari ilmu sejatinya bukan untuk golek atau mencari kekayaan.
Kalau tujuanmu mencari ilmu hanya unggul-unggulan, menang-menangan, afar dibilang hebat, agar dapat pengikut banyak dan agar kaya maka kamu telah merusak dirimu dan agamamu sendiri, usaha dan niagamu akan merugi. Untuk itulah jangan sampai kita niat mencari ilmu hanya untuk hal tersebut.
Sang Guru bisa berdosa karena salah mengajar
Imam Ghazali mengatakan jika seorang murid tujuannya hanya mengejar dunia seperti diatas:
ومعلمك معين على عصيانك وشريك لك فى خسرانك وهو كباءع سيف من قاطع طريق
Maka gurumu sudah membantu maksiatmu dan bersekutu menambah kerugianmu, ia seperti penjual pedang kepada seorang perampok.
Sebagaimana sabda baginda Nabi saw:
من اعان على معصية ولو بشطر كلمة كان شريك له فبها
Barang siapa membantu kemaksiatan walau hanya sepotong kalimat maka ia sudah bersekutu di dalamnya.
Menurut saya untuk itu sebelum mengajar seorang guru harus bisa memilah dan memilih apa yang akan diajarkannya dan hendaklah memberikan ilmu pada orang yang tepat. Memberi ilmu kepada orang yang tidak membutuhkannya bagai memberi kalung emas atau perak kepada seekor babi yang tidak butuh kalung tersebut.
(Bersambung)
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif