Oleh: Kholil Misbach, Lc
Kebahagiaan keluarga adalah idaman bagi pasangan suami isteri sejak mereka mengucapkan sumpah hidup bersama membina rumah tangga. saat akad nikah dan pesta perkawinan keluarga dan tamu undangan mengucapkan selamat dan doa agar kedua mempelai hidup rukun bahagia dan memperoleh keluarga yang SAMAWA sakinah mawaddah dan wa rahmah.
Dalam perkembangannya, di dalam rumah tangga tidak selalu mulus dan sesuai angin yang diinginkan. banyak aral melintang, banyak badai menerpa dan banyak cobaan dari kiri dan kanan, semua itu bisa membuat hidup rumah tangga mengalami pasang surut dan mengalami kejenuhan.
lalu bagaimana sih, seorang suami bisa melewati kegalauan rumah tangga ini dengan tidak meninggalkan rel-rel agama, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
1. Berkomunikasi dengan istri di malam hari Untuk suami yang telah menjalani pernikahan cukup lama, berkomunikasi dengan istri pada malam hari mungkin menjadi momentum yang langka. ia kadang merasa canggung untuk mengajak mengobrol bersama dengan pasangannya. Mereka biasanya lebih senang berkumpul dengan teman-temannya dan pulang ke rumah dalam kondisi lelah dan istrinya sudah tidur. Padahal berkomunikasi ringan pada malam hari bisa menjadi salah satu cara membahagiakan istri.
Komunikasi dengan isteri ini bisa dilakukan saat makan malam, atau saat jalan-jalan menjari angin malam, walaupun sederhana hal ini sangat penting bagi kehidupan berumah tangga.
Hal ini yang selalu dilakukan Rasulullah kepada istri-istrinya. Hadist riwayat Bukhari menjelaskan bahwa Rasulullah kerap berbincang-bincang dengan istrinya Aisyah pada lama hari.
“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah Radhiallahu anhaa di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma” (HR Bukhari)
2. Rasulullah SAW senang membantu pekerjaan rumah tangga
Suami mana yang mau membantu istrinya memasak, membersihkan rumah, atau mengurus anak-anaknya? Kalau pun ada jumlahnya tidak sebanding dengan mereka yang marah-marah ketika istrinya meminta bantuan. Dengan dalih telah banting tulang bekerja memenuhi kebutuhan, suami tidak akan mau membantu pekerjaan yang menyangkut urusan rumah tangga.
Namun cara inilah yang kerap dilakukan Rasulullah untuk membahagiakan istrinya. Beliau tidak malu jika harus mengerjakan pekerjaan yang biasanya dilakukan wanita, hanya demi membahagiakan istrinya.
“Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu anhumma pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. "Apakah yang Nabi lakukan ketika berada di rumah bersama istri-nya?" "Dahulu Nabi biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya". tutur Aisyah Radhiallahu anhaa” (HR Bukhari).
3. Rasulullah menyatakan rasa cinta pada istri secara verbal
Perasaan istri tentang suami yang tidak romantis mulai muncul saat usia pernikahan sudah berlangsung lama. Terkadang suami dengan tega membiarkan istrinya menerka-nerka apakah mereka para suami masih cinta atau tidak. Hal ini tentu menjadi salah satu rasa yang membuat perasaan. Para istri akan sangat bahagia jika suami mau menyatakan cinta, sekalipun itu hanyalah kebohongan, asal tidak diketahui istri tidak mengapa.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bertutur: "Aku diberi rizki berupa rasa cinta kepada istriku" (HR Muslim)
Bayangkan jika ada suami zaman kini yang berkata demikian. Tentu ini akan sangat membahagiakan istrinya. Istri akan semakin rajin berdoa untuk suaminya, sehingga rezeki suami mengalir terus karena doa istri.
4. Rasulullah tidak pernah membenci istrinya
Nabi shallahu alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya maka ia akan ridho dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain” (HR Muslim)
Berkata An-Nawawi, “Yang benar adalah Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam melarang, yaitu hendaknya dia tidak membencinya karena jika mendapati sikap (akhlak) yang dibencinya pada istrinya maka ia akan mendapati sikapnya yang lain yang ia ridhai. Misalnya wataknya keras namun ia wanita yang taat beribadah, atau cantik, atau menjaga diri, atau lembut kepadanya, atau (kelebihan-kelebihan) yang lainnya”
5. Rasulullah tidak pernah memukul istrinya
Pada zaman kita, sering kita dapati suami yang dengan ringan memukul istrinya karena alasan yang sepele.
Mereka tidak memahami, bahwa wanita ini telah melahirkan anaknya serta membesarkan penerus keluarga. Memukul istri adalah akhlak pria durjana. Sesungguhnya lelaki sejati tidak akan pernah memukul istri semarah apapun yang bersangkutan kepada pasangannya.
“Aisyah Radhiallahu anhaa pernah bertutur: Suamiku tidak pernah memukul* istrinya meskipun hanya sekali” (HR Nasa'i).
6. Menghibur kegalauan istri
Tak hanya dalam keadaan senang dan gembira saja, baginda Rasulullah SAW juga selalu ada ketika sang isteri bersedih. Menghibur istri adalah kewajiban suami, karena Suami yang baik tidak akan tahan dan tinggal diam manakala melihat istrinya menangis atau bersedih.
“Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat, lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis” (HR Nasa'i).
Tidak ada alasan bahwa para suami bukan Nabi sehingga tidak mampu melakukan enam hal di atas. Ayolah...tindakan di atas sangat mudah dan tidak akan menjatuhkan martabat anda di hadapan istri. Justru istri akan semakin cinta dan mendatangkan rezeki untuk anda.
Kebahagiaan keluarga adalah idaman bagi pasangan suami isteri sejak mereka mengucapkan sumpah hidup bersama membina rumah tangga. saat akad nikah dan pesta perkawinan keluarga dan tamu undangan mengucapkan selamat dan doa agar kedua mempelai hidup rukun bahagia dan memperoleh keluarga yang SAMAWA sakinah mawaddah dan wa rahmah.
Dalam perkembangannya, di dalam rumah tangga tidak selalu mulus dan sesuai angin yang diinginkan. banyak aral melintang, banyak badai menerpa dan banyak cobaan dari kiri dan kanan, semua itu bisa membuat hidup rumah tangga mengalami pasang surut dan mengalami kejenuhan.
lalu bagaimana sih, seorang suami bisa melewati kegalauan rumah tangga ini dengan tidak meninggalkan rel-rel agama, dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
1. Berkomunikasi dengan istri di malam hari Untuk suami yang telah menjalani pernikahan cukup lama, berkomunikasi dengan istri pada malam hari mungkin menjadi momentum yang langka. ia kadang merasa canggung untuk mengajak mengobrol bersama dengan pasangannya. Mereka biasanya lebih senang berkumpul dengan teman-temannya dan pulang ke rumah dalam kondisi lelah dan istrinya sudah tidur. Padahal berkomunikasi ringan pada malam hari bisa menjadi salah satu cara membahagiakan istri.
Komunikasi dengan isteri ini bisa dilakukan saat makan malam, atau saat jalan-jalan menjari angin malam, walaupun sederhana hal ini sangat penting bagi kehidupan berumah tangga.
Hal ini yang selalu dilakukan Rasulullah kepada istri-istrinya. Hadist riwayat Bukhari menjelaskan bahwa Rasulullah kerap berbincang-bincang dengan istrinya Aisyah pada lama hari.
“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah Radhiallahu anhaa di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma” (HR Bukhari)
2. Rasulullah SAW senang membantu pekerjaan rumah tangga
Suami mana yang mau membantu istrinya memasak, membersihkan rumah, atau mengurus anak-anaknya? Kalau pun ada jumlahnya tidak sebanding dengan mereka yang marah-marah ketika istrinya meminta bantuan. Dengan dalih telah banting tulang bekerja memenuhi kebutuhan, suami tidak akan mau membantu pekerjaan yang menyangkut urusan rumah tangga.
Namun cara inilah yang kerap dilakukan Rasulullah untuk membahagiakan istrinya. Beliau tidak malu jika harus mengerjakan pekerjaan yang biasanya dilakukan wanita, hanya demi membahagiakan istrinya.
“Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu anhumma pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. "Apakah yang Nabi lakukan ketika berada di rumah bersama istri-nya?" "Dahulu Nabi biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya". tutur Aisyah Radhiallahu anhaa” (HR Bukhari).
3. Rasulullah menyatakan rasa cinta pada istri secara verbal
Perasaan istri tentang suami yang tidak romantis mulai muncul saat usia pernikahan sudah berlangsung lama. Terkadang suami dengan tega membiarkan istrinya menerka-nerka apakah mereka para suami masih cinta atau tidak. Hal ini tentu menjadi salah satu rasa yang membuat perasaan. Para istri akan sangat bahagia jika suami mau menyatakan cinta, sekalipun itu hanyalah kebohongan, asal tidak diketahui istri tidak mengapa.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bertutur: "Aku diberi rizki berupa rasa cinta kepada istriku" (HR Muslim)
Bayangkan jika ada suami zaman kini yang berkata demikian. Tentu ini akan sangat membahagiakan istrinya. Istri akan semakin rajin berdoa untuk suaminya, sehingga rezeki suami mengalir terus karena doa istri.
4. Rasulullah tidak pernah membenci istrinya
Nabi shallahu alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya maka ia akan ridho dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain” (HR Muslim)
Berkata An-Nawawi, “Yang benar adalah Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam melarang, yaitu hendaknya dia tidak membencinya karena jika mendapati sikap (akhlak) yang dibencinya pada istrinya maka ia akan mendapati sikapnya yang lain yang ia ridhai. Misalnya wataknya keras namun ia wanita yang taat beribadah, atau cantik, atau menjaga diri, atau lembut kepadanya, atau (kelebihan-kelebihan) yang lainnya”
5. Rasulullah tidak pernah memukul istrinya
Pada zaman kita, sering kita dapati suami yang dengan ringan memukul istrinya karena alasan yang sepele.
Mereka tidak memahami, bahwa wanita ini telah melahirkan anaknya serta membesarkan penerus keluarga. Memukul istri adalah akhlak pria durjana. Sesungguhnya lelaki sejati tidak akan pernah memukul istri semarah apapun yang bersangkutan kepada pasangannya.
“Aisyah Radhiallahu anhaa pernah bertutur: Suamiku tidak pernah memukul* istrinya meskipun hanya sekali” (HR Nasa'i).
6. Menghibur kegalauan istri
Tak hanya dalam keadaan senang dan gembira saja, baginda Rasulullah SAW juga selalu ada ketika sang isteri bersedih. Menghibur istri adalah kewajiban suami, karena Suami yang baik tidak akan tahan dan tinggal diam manakala melihat istrinya menangis atau bersedih.
“Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat, lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis” (HR Nasa'i).
Tidak ada alasan bahwa para suami bukan Nabi sehingga tidak mampu melakukan enam hal di atas. Ayolah...tindakan di atas sangat mudah dan tidak akan menjatuhkan martabat anda di hadapan istri. Justru istri akan semakin cinta dan mendatangkan rezeki untuk anda.
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif