Politik Luar Negeri Rasulullah saw
oleh:Kholil Misbach, Lc
Baginda Nabi saw merupakan teladan bagi umatnya, beliau adalah pemilik akhlak mulia yang tiada bandingnya, semua ucapan beliau adalah benar dan bijak dan semua perbuatan beliau tidak ada cacatnya.
Beliau telah meletakkan dasar-dasar politik bagi umatnya, dalam kitab: Al Janib As Siyasi min hayatir Rasul saw (Sisi politik kehidupan Rasul saw) karya Dr. Ahmad Hamd disebutkan bahwa: Baginda Nabi setelah masuk dan mendirikan negara Madinah beliau mengikat orang-orang Yahudi dalam perjanjian. Hal ini menunjukkan bahwa asal politik Nabi saw bukanlah peperangan, peperangan terjadi pada masa Rasul saw adalah guna menjaga diri dari rongrongan luar.
Pada tahun 6 Hijriah, Beliau mengirim beberapa utusan ke penjuru Arab, beliau juga mengirim ke negara-negara Adidaya pada masa itu yaitu kepada Heruclius Kaisar Romawi, begitu juga kepada Kisra, raja Persia, selain kepada An Najasyi penguasa Habsyah. ini merupakan politik diplomasi tinggi dari Rasul saw, jalan damai dan diplomasi inilah yang pertama ditempuh sebelum peperangan. Diplomasi itulah yang menunjukkan adanya pengakuan dari negara-negara Asing.
Bandingkan dengan gaya politik Vom Kriegen dalam bukunya yang berjudul Perang. Ia mengatakan bahwa perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Buat dia perang sah-sah aja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa.
Baginda Nabi saw juga memimpin langsung setiap serangan dari luar, hal ini menunjukkan bahwa pagar negara merupakan garis merah (Red Line) yang tidak boleh dilewati oleh siapapun.
Semua itu menunjukkan bahwa siasat perang bukanlah langkah pertama yang ditempuh akan tetapi ia merupakan jalur terakhir yang perlu ditempuh. Sungguh dalam Fathu Makkah tidak ada darah setetespun yang jatuh dan semuanya berakhir dengan happy ending
oleh:Kholil Misbach, Lc
Baginda Nabi saw merupakan teladan bagi umatnya, beliau adalah pemilik akhlak mulia yang tiada bandingnya, semua ucapan beliau adalah benar dan bijak dan semua perbuatan beliau tidak ada cacatnya.
Beliau telah meletakkan dasar-dasar politik bagi umatnya, dalam kitab: Al Janib As Siyasi min hayatir Rasul saw (Sisi politik kehidupan Rasul saw) karya Dr. Ahmad Hamd disebutkan bahwa: Baginda Nabi setelah masuk dan mendirikan negara Madinah beliau mengikat orang-orang Yahudi dalam perjanjian. Hal ini menunjukkan bahwa asal politik Nabi saw bukanlah peperangan, peperangan terjadi pada masa Rasul saw adalah guna menjaga diri dari rongrongan luar.
Pada tahun 6 Hijriah, Beliau mengirim beberapa utusan ke penjuru Arab, beliau juga mengirim ke negara-negara Adidaya pada masa itu yaitu kepada Heruclius Kaisar Romawi, begitu juga kepada Kisra, raja Persia, selain kepada An Najasyi penguasa Habsyah. ini merupakan politik diplomasi tinggi dari Rasul saw, jalan damai dan diplomasi inilah yang pertama ditempuh sebelum peperangan. Diplomasi itulah yang menunjukkan adanya pengakuan dari negara-negara Asing.
Bandingkan dengan gaya politik Vom Kriegen dalam bukunya yang berjudul Perang. Ia mengatakan bahwa perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Buat dia perang sah-sah aja untuk mencapai tujuan nasional suatu bangsa.
Baginda Nabi saw juga memimpin langsung setiap serangan dari luar, hal ini menunjukkan bahwa pagar negara merupakan garis merah (Red Line) yang tidak boleh dilewati oleh siapapun.
Semua itu menunjukkan bahwa siasat perang bukanlah langkah pertama yang ditempuh akan tetapi ia merupakan jalur terakhir yang perlu ditempuh. Sungguh dalam Fathu Makkah tidak ada darah setetespun yang jatuh dan semuanya berakhir dengan happy ending
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif