BALIKPAPAN. Ada-ada saja cara orang melakukan kejahatan penipuan. Setelah modus menggunakan stiker palsu yang ditempel di mesin anjungan tunai mandiri atau ATM, ada pula pelaku yang memafaatkan kesucian hari raya Idul Adha untuk aksinya, dan tak takut pada murka Allah dan dosa.
H Abdul Razak (50) pria keseharianya bekerja dan menjabat sebagai Kasi Lalu Lintas Dishub Balikpapan, Sabtu (6/12) pagi sekira pukul 08.00 Wita tanpa disadarinya menyetorkan uang ke sebuah rekening sebanyak Rp 5 juta. Lantas, dua jam kemudian menyetorkan lagi melalui transaksi antar ATM sebanyak Rp 15 juta.
Total keseluruhannya Rp 15 juta melalui Bankaltim (dulu BPD, Red) Jl Ahmad Yani, Puskib dan ATM Bank BCA lokasi Karang Anyar. Tak hanya Abdul Razak warga Jl Panorama ini, tiga korban bernasib sama. Dan mereka melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Balikpapan.
Tiga korban itu Arif, Andi dan Sutrisno. Arif sendiri menderita kerugian sekira Rp 13 juta, sedangkan Andi dan Sutrisno total mencapai Rp 60 juta namun untuk kedua korban ini modusnya berbeda. Namun tetap melalui telepon dengan iming-iming hadiah.
Pagi itu Abdul Razak mendapatkan telepon dari nomor sebuah operator seluler terkenal. Si penelepon mengatakan, dia dulunya warga sekitar tempat tinggal Razak. Karena mendekati lebaran Idul Adha, si penelpon itu ingin menyetorkan uangnya melalui Razak yang digunakan untuk sumbangan masjid Al Wustho tak jauh dari tempat tinggalnya.
Kontan, mengetahui niat baik si penelepon yang belum pasti dikenalnya, Razak buru-buru ke ATM Bankaltim. Disini, Razak dipandu oleh penelepon untuk memulai melakukan transaksi. Tanpa disadarinya, Razak menekan tombol transfer dan berhasil melakukan transaksi penyetoran Rp 5 juta.
Setelah selesai, Razak kembali pulang ke rumah. Dirinya masih belum menyadari, kalau barusan telah melakukan penyetoran. Beberapa menit kemudian, si penelpon kembali menghubungi Razak, karena ada trabel pada Bankaltim, dirinya diminta untuk ke ATM BCA.
Lagi-lagi, Razak bergegas ke kawasan Karang Anyar. Kali ini Razak ditemani puterinya. "Bapak tanpa sadar dipandu agar mentranfer. Saya sudah merasa tidak enak, bapak kan katanya mau disetorkan uang, kok malahan menekan tombol transfer," kenang Lina yang ditemui di Polresta Balikpapan.
Usai melakukan transaksi dan keluar ATM, Lina ngotot memberitahukan kalau bapak bukan menerima uang melainkan menyetor. Saat itu pula Lina masuk kembali ke ruang ATM dan mengecek saldo. Walhasil benar, saldo akhir tersisa Rp 24 ribu.
"Saya baru sadar jika saya tertipu. Penelepon bilang mau transferkan uang untuk disumbangkan ke masjid. Tanpa disadari saya yang transfer dengan cara dipandu melalui telepon. Saya berharap masyarakat jangan tertipu dengan modus seperti saya alami ini ataupun modus lain," sesal Razak.
Kasus penipuan yang merugikan korban total puluhan juta rupiah ini kini ditangani intensif Satreskrim Polresta Balikpapan.(bai)
H Abdul Razak (50) pria keseharianya bekerja dan menjabat sebagai Kasi Lalu Lintas Dishub Balikpapan, Sabtu (6/12) pagi sekira pukul 08.00 Wita tanpa disadarinya menyetorkan uang ke sebuah rekening sebanyak Rp 5 juta. Lantas, dua jam kemudian menyetorkan lagi melalui transaksi antar ATM sebanyak Rp 15 juta.
Total keseluruhannya Rp 15 juta melalui Bankaltim (dulu BPD, Red) Jl Ahmad Yani, Puskib dan ATM Bank BCA lokasi Karang Anyar. Tak hanya Abdul Razak warga Jl Panorama ini, tiga korban bernasib sama. Dan mereka melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Balikpapan.
Tiga korban itu Arif, Andi dan Sutrisno. Arif sendiri menderita kerugian sekira Rp 13 juta, sedangkan Andi dan Sutrisno total mencapai Rp 60 juta namun untuk kedua korban ini modusnya berbeda. Namun tetap melalui telepon dengan iming-iming hadiah.
Pagi itu Abdul Razak mendapatkan telepon dari nomor sebuah operator seluler terkenal. Si penelepon mengatakan, dia dulunya warga sekitar tempat tinggal Razak. Karena mendekati lebaran Idul Adha, si penelpon itu ingin menyetorkan uangnya melalui Razak yang digunakan untuk sumbangan masjid Al Wustho tak jauh dari tempat tinggalnya.
Kontan, mengetahui niat baik si penelepon yang belum pasti dikenalnya, Razak buru-buru ke ATM Bankaltim. Disini, Razak dipandu oleh penelepon untuk memulai melakukan transaksi. Tanpa disadarinya, Razak menekan tombol transfer dan berhasil melakukan transaksi penyetoran Rp 5 juta.
Setelah selesai, Razak kembali pulang ke rumah. Dirinya masih belum menyadari, kalau barusan telah melakukan penyetoran. Beberapa menit kemudian, si penelpon kembali menghubungi Razak, karena ada trabel pada Bankaltim, dirinya diminta untuk ke ATM BCA.
Lagi-lagi, Razak bergegas ke kawasan Karang Anyar. Kali ini Razak ditemani puterinya. "Bapak tanpa sadar dipandu agar mentranfer. Saya sudah merasa tidak enak, bapak kan katanya mau disetorkan uang, kok malahan menekan tombol transfer," kenang Lina yang ditemui di Polresta Balikpapan.
Usai melakukan transaksi dan keluar ATM, Lina ngotot memberitahukan kalau bapak bukan menerima uang melainkan menyetor. Saat itu pula Lina masuk kembali ke ruang ATM dan mengecek saldo. Walhasil benar, saldo akhir tersisa Rp 24 ribu.
"Saya baru sadar jika saya tertipu. Penelepon bilang mau transferkan uang untuk disumbangkan ke masjid. Tanpa disadari saya yang transfer dengan cara dipandu melalui telepon. Saya berharap masyarakat jangan tertipu dengan modus seperti saya alami ini ataupun modus lain," sesal Razak.
Kasus penipuan yang merugikan korban total puluhan juta rupiah ini kini ditangani intensif Satreskrim Polresta Balikpapan.(bai)
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif