Elia: Tugas Perkembangan Ini Bersifat Umum dan Bertahap
ADA empat area perkembangan yang menjadi fokus dan menjadi tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh seorang anak di usia balita. Tugas perkembangan ini bersifat umum dan bertahap. Bila anak dapat menyelesaikan satu tahap dengan baik, maka ia tidak akan mengalami kesulitan mempelajari hal baru pada tahapan berikutnya. Namun, bila ia belum mampu menyelesaikan tugas perkembangan dalam satu tahapan, maka ia akan mengalami kesulitan menguasai tugas pada tahapan berikutnya. Demikian yang diungkapkan psikolog anak dan remaja dari Putik Psychology Center Balikpapan Elia Wardani, M.Psi.
Adapun area perkembangan yang menjadi fokus pada anak usia balita, sebutnya, adalah area motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan keterampilan sosial.
Wanita yang akrab disapa Elia ini menjelaskan, motorik kasar merupakan area di mana perkembangan keterampilan seorang anak melibatkan sekelompok besar otot-ototnya, dan secara bertahap dari bayi meliputi berguling, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, berlari, meloncat, dan melompat-lompat.
“Postur dan gerakan tubuh juga terlibat dalam perkembangan motorik kasar ini,” ujarnya
Sementara yang menjadi fokus motorik halus, terangnya, adalah manipulasi yang menggunakan tangan dan jari-jari. Contohnya, keterampilan seperti memungut benda-benda, memindahkan benda dari satu tangan dari ke tangan lainnya, menggunakan gunting, menggambar, menjalin manik-manik, dan membangun balok-balok.
Selain itu, lanjut Elia, koordinasi tangan dan mata juga dilibatkan dalam perkembangan motorik halus ini, di samping sensasi atas ruang dan arah serta penggunaan kedua tangan bersama-sama.
“Sedangkan untuk perkembangan bahasa terfokus pada kemampuan anak untuk memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain, dan mengekspresikan kebutuhan dan perasaannya secara verbal/bicara,” beber ibu dua anak ini.
Menurutnya, adapun tahapan perkembangan bicara dimulai dari cooing (bersuara seperti merpati), babbling (berceloteh/mengoceh), jargon (mengucapkan kata-kata yang hanya dapat dimengerti sendiri), mengucapkan satu kata secara jelas, berkembang menjadi dua kata, kalimat sederhana, sampai pada tahapan terampil mengucapkan kalimat secara lengkap dan jelas.
Sedangkan keterampilan sosial, tambah Elia, mengacu pada kemampuan seorang anak untuk beradaptasi di lingkungan baru secara bertahap, tanpa bantuan orang tua/pengasuhnya. Selain itu anak juga mampu berinteraksi dengan teman sebayanya secara luwes.
“Dan pada akhir usia balita diharapkan seorang anak sudah mampu berinteraksi dengan figur otoritas lain selain orang tua (biasanya guru) dan mampu mengikuti aturan sosial yang lebih luas dengan baik,” tandasnya.(dha)
ADA empat area perkembangan yang menjadi fokus dan menjadi tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh seorang anak di usia balita. Tugas perkembangan ini bersifat umum dan bertahap. Bila anak dapat menyelesaikan satu tahap dengan baik, maka ia tidak akan mengalami kesulitan mempelajari hal baru pada tahapan berikutnya. Namun, bila ia belum mampu menyelesaikan tugas perkembangan dalam satu tahapan, maka ia akan mengalami kesulitan menguasai tugas pada tahapan berikutnya. Demikian yang diungkapkan psikolog anak dan remaja dari Putik Psychology Center Balikpapan Elia Wardani, M.Psi.
Adapun area perkembangan yang menjadi fokus pada anak usia balita, sebutnya, adalah area motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan keterampilan sosial.
Wanita yang akrab disapa Elia ini menjelaskan, motorik kasar merupakan area di mana perkembangan keterampilan seorang anak melibatkan sekelompok besar otot-ototnya, dan secara bertahap dari bayi meliputi berguling, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, berlari, meloncat, dan melompat-lompat.
“Postur dan gerakan tubuh juga terlibat dalam perkembangan motorik kasar ini,” ujarnya
Sementara yang menjadi fokus motorik halus, terangnya, adalah manipulasi yang menggunakan tangan dan jari-jari. Contohnya, keterampilan seperti memungut benda-benda, memindahkan benda dari satu tangan dari ke tangan lainnya, menggunakan gunting, menggambar, menjalin manik-manik, dan membangun balok-balok.
Selain itu, lanjut Elia, koordinasi tangan dan mata juga dilibatkan dalam perkembangan motorik halus ini, di samping sensasi atas ruang dan arah serta penggunaan kedua tangan bersama-sama.
“Sedangkan untuk perkembangan bahasa terfokus pada kemampuan anak untuk memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain, dan mengekspresikan kebutuhan dan perasaannya secara verbal/bicara,” beber ibu dua anak ini.
Menurutnya, adapun tahapan perkembangan bicara dimulai dari cooing (bersuara seperti merpati), babbling (berceloteh/mengoceh), jargon (mengucapkan kata-kata yang hanya dapat dimengerti sendiri), mengucapkan satu kata secara jelas, berkembang menjadi dua kata, kalimat sederhana, sampai pada tahapan terampil mengucapkan kalimat secara lengkap dan jelas.
Sedangkan keterampilan sosial, tambah Elia, mengacu pada kemampuan seorang anak untuk beradaptasi di lingkungan baru secara bertahap, tanpa bantuan orang tua/pengasuhnya. Selain itu anak juga mampu berinteraksi dengan teman sebayanya secara luwes.
“Dan pada akhir usia balita diharapkan seorang anak sudah mampu berinteraksi dengan figur otoritas lain selain orang tua (biasanya guru) dan mampu mengikuti aturan sosial yang lebih luas dengan baik,” tandasnya.(dha)
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif