ini adalah gambar yang penulis ambil dari salah satu bendungan sungai Nil di Qanathir al Khairiyyah propinsi Qulyubiyyah Mesir.
Sungai Nil dan Sungai Ciliwung
Oleh:Kholil Misbach, Lc
Siapa yang tidak kenal sungai Nil, ia merupakan sungai terpanjang di Afrika, sungai tersebut mengalir sepanjang 6.650 km atau 4.132 mil dan membelah tak kurang dari sembilan negara yaitu : Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda,Sudan, dan Mesir.
Sungai Nil mempunyai arti yang sangat penting, ia merupakan bagian dari sejarah bangsa Mesir (terutama Mesir kuno) maka sungai Nil identik dengan Mesir. Sungai Nil mempunyai peranan sangat penting dalam peradaban, kehidupan dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu.
Nabi Musa sendiri pernah dihanyutkan ibunya guna menyelamatkannya dari kekejaman Fir’aun. Sekarang sungai Nil sudah menjadi urat nadi dari Negara Mesir. Salah satu sumbangan dari sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah subur sebagai hasil sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah subur ini menjadikan penduduk Mesir mengembangkan pertaniannya dan peradaban Mesir berkembang sejak ribuan tahun yang lalu. Sungai Nil sendiri dibendung dengan bendungan yang terbesar di Afrika juga yang disebut dengan bendungan tinggi (saddul ‘Ali). Dari bendungan tersebut dihasilkan sumber energy listrik yang berates-ratus Mega Watt.
Sejak dibangun bendungan tersebut Mesir tidak pernah banjir, pertanian meningkat dan mampu mengekspor aliran listrik ke Negara tetangga. Selain itu dari bendungan ini diperoleh hasil ikan yang mencapai ribuan ton. Yach tanpa maksud memuji Negara tetangga, penulis ingin membandingkan sungai Nil dengan sungai-sungai kita di Indonesia.
Kita ambil contoh, sungai Ciliwung, Hulu Ciliwung berada di Gunung Gede, Gunung Pangrango dan daerah Puncak. Setelah melewati bagian timur Kota Bogor, sungai ini mengalir ke utara, di sisi barat Jalan Raya Jakarta-Bogor, sisi timur Depok, dan memasuki wilayah Jakarta sebagai batas alami wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Di daerah Kampung Manggarai aliran Ciliwung banyak dimanipulasi untuk mengendalikan banjir. Jalur aslinya mengalir melalui daerah Cikini, Gondangdia, hingga Gambir, namun setelah Pintu Air jalur lama tidak ditemukan lagi karena dibuat kanal-kanal, seperti di sisi barat Jalan Gunung Sahari dan kanal di antara Jalan Gajah Mada dan Jalan Veteran. Dari Manggarai, dibuat Banjir Kanal Barat yang mengarah ke barat, lalu membelok ke utara melewati Tanah Abang, Tomang, Jembatan Lima, hingga ke Pluit.
Dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta, Ciliwung memiliki dampak yang paling luas ketika musim hujan karena Ciliwung mengalir melalui tengah kota Jakarta dan melintasi banyak perkampungan dan perumahan padat serta ramai. Ciliwung juga dianggap sungai yang paling parah mengalami kerusakan dibandingkan sungai-sungai lain yang mengalir di Jakarta. Selain karena daerah aliran sungai (DAS) di bagian hulu di Bogor yang rusak, wilayah sungai di Jakarta juga yang banyak terjadi penyempitan dan pendangkalan yang mengakibatkan Ciliwung memiliki potensi terbesar menyebabkan banjir di Jakarta.
Sistem pengendalian banjir Ciliwung mencakup pembuatan sejumlah pintu air/pos pengamatan banjir, yaitu di Katulampa (Bogor), Depok, Manggarai, serta Pintu Air (Pasar Baru). Pemerintah pernah merencanakan untuk membangun Waduk Ciawi di Gadog, Megamendung Bogor sebagai cara untuk mengendalikan Kali Ciliwung mulai dari atas (hulu).
Banyak sekali korban yang diakibatkan sungai Ciliwung yang sering membanjiri Jakarta. Menurut saya sungai Ciliwung dan sungai-sungai lainnya di Indonesia perlu dirawat secara baik. Ia merupakan sumber alam yang tak ternilai harganya. Dari sungai tersebut bisa dibuat sarana tranportasi yang cepat, perikanan yang menguntungkan, pariwisata, air minum, pertanian, dan masih banyak lagi fungsi sungai yang tidak dapat kami sampaikan di sini.
Bahkan kalau kita tilik negeri Eropa, di samping sungai selalu ada rumah-rumah yang indah, hal itu karena sungai tersebut di kelola dan dijaga sebagaimana mestinya tidak dikotori oleh siapapun. Sudah saatnya kita memperhatikan sungai kita tentunya dengan menyatukan langkah oleh semua pihak. Wallahu A’lam.
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif