Irak, Merdeka Akhir sebuah Prahara
Oleh: Kholil Misbach, Lc
Amerika pasti keluar dari Irak, entah beberapa tahun lamanya. Pihak Amerika sendiri sudah memberikan opsi tawaran penarikan pasukan AS pada tahun 2011. Wakil AS dan Irak masih membahas Penarikan Pasukan Tahun 2011. Apakah tentara AS akan meninggalkan Irak 2011?
Para wakil Amerika dan Irak yang berunding di Baghdad kabarnya akan sepakat tentang penarikan pasukan tempur Amerika dari Irak tahun 2011 jika keadaannya tepat.
Namun jurubicara Gedung Putih mengatakan hari Jumat masih banyak rinciannya yang perlu dibereskan. Beberapa di antara perunding mengatakan rancangan kesepakatan yang dicapai juga menetapkan bahwa pasukan tempur Amerika ditarik dari kota-kota di Irak bulan Juni tahun depan..
Ketua perunding Irak, Mohammed al-Haj Hamoud mengatakan walaupun kedua pihak menyepakati penarikan, namun derap penarikan pasukan Amerika dapat berubah bergantung keadaan di Irak.
Jurubicara Gedung Putih mengatakan yang menjadi tujuan adalah penarikan pasukan dan untuk itu perundingan masih berlanjut.
Di Pihak Irak sendiri masih belum sepakat perihal point-point yang perlu disetujui dengan AS. Presiden Irak Jalal Thalbani dan Wakilnya Thariq Al Hasyimi beserta Perdana menteri Nur el Maliki menginginkan agar Irak cepat-cepat menyetujui beberapa poin yang masih diperdebatkan dalam perundingannya dengan AS. Poin utama yang masih disetujui kedua belah pihak adalah penarikan pasukan AS tersebut pada akhir tahun 2011, sedangkan Juru Runding Irak menginginkan agar penarikan itu sempurna pada akhir tahun depan, jadi AS diberi waktu satu tahun hengkang dari bumi Irak.
Pembahasan opsi penarikan pasukan AS ini sendiri sudah merupakan kemajuan yang signifikan dalam perjuangan Irak mencapai kemerdekaannya. Dengan wacana ini saja sudah mengingatkan rakyat Amerika dan dunia akan perlunya Amerika keluar dari bumi Irak.
Sekarang penarikan pasukan AS ini sudah menjadi isu politik yang sangat menentukan menang-tidaknya calon presiden AS mendatang. Jika penarikan ini terjadi maka AS harus mengalami kekalahan yang kedua kali paska kekalahan AS di perang Vietnam, pada tanggal 20 April 1974, AS harus rela mengakui kekalahannya atas negeri kecil Vietnam.
Irak Paska Amerika
Sungguh sangat sulit meramalkan apa yang akan terjadi jikalau AS jadi keluar dari bumi Irak. Yang jelas Irak akan semakin baik paska penjajahan AS dan sekutunya yang menelan lebih dari 600 ribu rakyat Irak melayang. Setidaknya ada enam hal penting paska keluarnya AS dari bumi Irak.
Pertama; keluarnya pasukan AS akan melemahkan pemerintah pusat Irak dalam menghadapi para pejuang Irak. Selama ini pasukan pemerintah menjadi bulan-bulanan dari aksi penyerangan yang dilancarkan oleh para pejuang Irak. Pasukan Irak selama ini masih membantu dan dibantu oleh pasukan AS dalam melawan pejuang-pejuang Irak ini. Izzet Ibrahim Ad Durri salah seorang pemimpin pejuang Irak dan mantan panglima perang masa Saddam Husain pernah mengatakan: “Tanpa AS pasukan pemerintah boneka AS ini akan hancur kurang dari setengah hari”.
Kedua; Irak akan pecah menjadi beberapa wilayah menurut etnis dan kelompok, sekarang ini suku Kurdi sudah semakin kuat bahkan presiden Irak Jalal Thalbani merupakan pemimpin suku Kurdi, belum lagi kelompok Syiah yang menguasai pemerintah pusat sekarang. Sedangkan kelompok Sunni masih berjuang mengusir pasukan Asing dari bumi Irak. Ada juga kelompok Syiah yang menentang AS, mereka adalah Syiah yang keturunan Arab yang dipimpin oleh Muqtada Shadr. Pecahnya kesatuan Irak ini akan dapat diatasi jika PBB mengirimkan pasukan perdamaian yang menjaga keamanan dan kesatuan Irak.
ketiga; Penarikan pasukan AS ini akan memberikan semangat Thaliban untuk memerangi pasukan Sekutu. Thaliban akan meniru keberhasilan Irak dalam mengusir penjajahan negerinya. Thaliban sendiri saat ini sudah menunjukkan kekuatannya dengan melaksanakan berbagai serangan di Afghanistan. Seminggu yang lalu sudah sepuluh tentara Perancis yang bertugas di sana tewas oleh serangan Thaliban ini.
Keempat; Akan terjadi kudeta di Irak, mengingat pemerintahan sekarang kurang berwibawa dan menjadi musuh para pejuang Irak. Pemerintah Maliki sangat susah sekali menyatukan kelompok-kelompok di Irak dalam pemerintahannya. Kudeta ini akan kecil kemungkinannya jika PBB mengirimkan pasukan penjaga perdamaian untuk menjaga keamanan dan ketertiban paska penarikan pasukan AS dari Irak.
Kelima; Irak akan mengalami krisis ekonomi. Selama ini pemerintah Irak masih mendapat kucuran dana dari AS, dana itu untuk pembiayaan pasukan Irak untuk meredamkan gejolak di Irak, dengan keluarnya pasukan AS akan mengurangi aliran dananya ke pemerintah Irak sehingga akan terjadi banyak sekali pengangguran. Di sisi lain produksi minyak Irak sendiri belum mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri, dengan produksi 200 ribu barel perhari Irak harus mengimpor minimal 3 kali lipat dari produksinya. Belum lagi kebutuhan Irak akan peralatan militer yang sudah porak poranda. Irak perlu membangun militernya dari awal lagi setelah semua pesawat dan peralatan tempur Irak raib tanpa ada ujungnya. Untuk membangun system pertahanan tersebut Irak akan membutuhkan dana yang sangat besar.
Keenam; Irak akan merubah alur politiknya terhadap negara tetangganya. Irak paska AS akan membuka hubungan baru dengan bekas-bekas musuhnya di masa Saddam Husain seperti Kuwait, Saudi dan negara-negara teluk. Ada kemungkinan Irak akan mengekspor para pejuangnya ke Afghanistan dan Palestina setelah tugas mereka selesai di Irak. Kalau ini terjadi maka akan ada konsentrasi para relawan di negara-negara tersebut sehingga akan menjadi permasalahan tersendiri di kawasan Timur Tengah.
Hanya Taktik
Ada kemungkinan penarikan pasukan AS ini tahun 2011 ini hanyalah taktik belaka untuk mengelabui pandangan umum. AS sendiri pernah mengumumkan akan mengurangi pasukannya di Irak tapi apa yang terjadi? pasukan yang ditarik itu digantikan oleh pasukan-pasukan swasta bayaran ( Murtaziqin) yang jumlahnya jauh lebih besar daripada pasukan tempur AS. salah satu perusahaan pasukan ini adalah Black Water, pasukan bayaran ini mencapai 180 ribu padahal pasukan AS hanya 144 ribu di Irak. mereka tidak hanya berasal dari AS tapi dari berbagai negara di antaranya Chili dan Kolombia yang digaji antara 600 hingga 650 USD perhari.
Pihak AS masih menuntut 3 tahun lagi untuk penarikan pasukan hal inipun bersyarat selama keadaan di Irak aman. ada kemungkinan setelah tiga tahun AS tidak akan keluar dari Irak dengan dalih keadaan Irak masih belum aman, padahal Irak tidak akan aman selama AS masih menginjakkan kakinya di bumi Irak. Besar kemungkinan penarikan pasukan ini merupakan siasat presiden Goerge W Bush untuk mengadopsi berbagai keinginan rakyat AS yang menginginkan penarikan pasukan AS sehingga calon presiden yang diusung partai Republik Mac Kein akan menang.
Presiden Irak Thalbani menjelaskan bahwa penarikan pasukan Asing dari Irak akan selesai pada juni 2011, akan tetapi ia menegaskan bahwa pemerintah Irak juga berhak meminta pasukan AS untuk tetap berada di Irak. Jadi pada tahun 2011, jika pemerintah Irak bisa memperpanjang masa pendudukan pasukan AS di Irak.
Posisi Indonesia
Indonesia sebagai negara yang besar sebaiknya perlu mempertahankan politiknya yang menentang penjajahan di atas dunia dalam bentuk apapun karena hal itu sesuai dengan amanat pembukaan UUD 45. Indonesia sudah saatnya berperan aktif mendorong penarikan pasukan AS dari Irak guna digantikan pasukan pasukan penjaga perdamaian PBB. Pasukan PBB inilah yang akan menjaga keamanan dan ketertiban paska penarikan pasukan AS. Hal ini untuk menghindari kudeta dan perang saudara paska penarikan pasukan AS. Kalau bentuknya pasukan penjaga perdamaian seperti di Libanon dan Kongo Indonesia memang perlu mengirimkan pasukan Garudanya, akan tetapi kalau bentuknya pasukan multi nasional maka setahu penulis Indonesia belum punya tradisi untuk ikut andil di dalamnya.
Dengan andilnya Indonesia dalam pasukan penjaga perdamaian PBB menunjukkan Indonesia betul-betul berjalan dalam politik bebas aktif yang menjadi raison de etre (arah pijakan) dari politik luar negeri bangsa.
Indonesia sebagai anggota Dewan Keamanan tidak tetap sebaiknya juga mengusulkan PBB untuk melakukan pemilihan umum secepat-cepatnya paska penarikan pasukan AS tersebut hal ini untuk menjaga keutuhan negara Irak. Terakhir Indonesia sebagai negara muslim sudah sepatutnya ikut menyumbang memulihkan kondisi ekonomi dan infrastruktur Irak paska terbentuknya pemerintahan baru yang bersih dan demokratis. Dengan semua itu peran Indonesia di dunia akan diperhitungkan tanpa harus mengorbankan dan menjatuhkan pihak lain. Wallahu A’lam.
Comments
Post a Comment
Silahkan Komentar Yg Positif