Waktu adalah harta paling mahal bagi manusia, kalau sudah habis waktunya kita tidak dapat menambah jatah waktu kita. Untuk itulah para sahabat dulu sangat serius dalam memanfaatkan waktunya. Lihatlah Umar bin Khattab sang Amirul Mukminin yang jarang tidur di waktu siang maupun malam..beliau menjawab alasannya: ان نمت الليل لاضيعن نفسي وان نمت النهار لاضيعن الرعية Artinya: Jika aku tidur malam maka aku telah menyia-nyiakan diriku, dan jikalau aku tidur di waktu siang maka aku telah menyia-nyiakan rakyat. Sebegitu sahabat Nabi saw, begitu juga Abu Bakar Ash Shiddiq. Suatu saat baginda Rasulullah bertanya: Siapakah yang puasa hari ini, aku jawab Abu Bakar, siapa yang menjenguk orang sakit? Aku jawab Abu Bakar, dan siapa yang bersedekah hari ini?aku jawab Abu Bakar. Di waktu pagi saja, Abu Bakar sudah mengamalkan tiga amal kebajikan sebanyak itu. Itulah ciri-ciri hamba-hamba Allah yang selain pemaaf mereka juga beribadah di waktu malamnya. Allah SWT berfirman: والذين يبيتو
Allah SWT Berfirman Artinya: "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Qs. Al Jatsiyah: 23) Dalam tafsir Al Qurthubi..Ibnu Abbas, Al Hasan dan Qothadah berkata ذالك الكافر اتخذ دينه ما يهواه فلا يهوي شيئا الا ركبه Itu tentang orang kafir yang menjadikan agamanya sesuai yg ia suka, dan tidaklah ia menyukai pasti akan ia lakukan. Berkata Said bin Jubair كان احدهم يعبد الحجر فاذا راى ما هو احسن منه رمى به وعبد الاخر Diantara orang kafir ada yg menyembah batu, Jika ia melihat ada yang lebih bagus maka ia membuang sembahannya itu dan beralih ke batu yg lebih bagus. Ayat ini serupa dengan firman Allah dalam surat Al Furqon أرأيت من اتخذا الهه هواه أفانت عليه وكيلا "Terang